Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Bus yang Bunyikan Klakson Telolet Tak Paham Aturan Lalu Lintas

Kompas.com - 19/06/2024, 07:12 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Klakson telolet kerap dibunyikan sopir bus agar menarik perhatian pengguna jalan. Bahkan tidak sedikit orang yang meminta agar dibunyikan, lalu direkam, dan sebagainya.

Tapi mirisnya, berburu telolet bus akhir-akhir ini berakhir tragis. Misal seperti pada video yang diunggah akun bogor_update, di mana ada anak kecil yang naik sepeda, dia oleng di depan bus dan terlindas.

Beruntung anak tadi kabarnya cuma mengalami luka ringan. Mengingat sebelumnya ada kejadian serupa dan nyawa si anak tidak selamat.

Baca juga: IPOMI Nilai Penindakan Bus dengan Telolet Masih Minim di Daerah

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BOGOR UPDATE (@bogor_update)

 

Tentu peran sopir dalam membunyikan telolet harus jadi perhatian. Bisa saja bus punya klakson tambahan tapi pengemudinya paham, kapan harus dibunyikan dan kapan tidak.

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia mengatakan, sayangnya pengemudi bus tidak semuuanya paham berlalu lintas yang baik.

"Punya SIM B yang secara tingkatan itu lebih tinggi (dari A) sudah menerapkan langkah-langkah aman dalam berkendara. Tidak hanya menyetirnya, tapi juga mengoperasionalkan instrumen yang benar," kata Sony kepada Kompas.com, Selasa (18/6/2024).

Baca juga: Ini Pemicu Terjadinya Rem Blong pada Skutik


Sony menjelaskan, klakson merupakan instrumen pada kendaraan, ada tujuannya. Seharunya klakson berfungsi untuk memberi komunikasi, bukan untuk yang lain.

"Jika tujuannya tidak untuk komunikasi yang baik dan membahayakan, harus dilarang. Misal mengubah warna lampu kendaraan, begitu juga telolet. Bahkan beberapa kali memakan korban," kata Sony.

Makanya, penggunaan klakson tambahan tadi sebenarnya tidak ada manfaatnya. Lebih baik dibereskan saja, kembali menggunakan klakson standar bawaan dari pabrik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com