Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Terbakar karena Pecah Ban, Begini Logikanya

Kompas.com - 13/06/2024, 12:02 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Insiden bus terbakar yang terjadi di Tol Wiyoto-Wiyono pada Rabu (12/6/2024) disebutkan karena terjadinya pecah ban. Namun, menurut pakar, pemicunya bukanlah karena ban yang pecah.

Menurut keterangan resmi dari Suku Dinas (Sudin) Pemadam Kebakaran (Damkar) Jakarta Timur, sebelum terjadinya kebakaran, bus mengalami pecah ban.

Baca juga: Bus Terbakar di Tol Wiyoto-Wiyono, Lalu Lintas Macet Total

"Awal mula ban pecah lalu tiba tiba ada percikan di bagian ban yang pecah," ujar keterangan Sudin Damkar, dalam keterangan resminya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by SUDIN DAMKAR JAKARTA TIMUR (@damkarjakartatimur)

Zulpata Zainal, On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk, mengatakan, kronologi tersebut sepertinya terbalik. Menurutnya, ada terjadi kebakaran terlebih dahulu, karena panas, maka ban terbakar.

"Untuk memecahkan ban mobil, baik ban penumpang maupun ban bus atau truk, sangatlah susah. Perlu kondisi yang sangat ekstrem, misalnya ban sudah sangat gundul, lalu benturan benda keras atau tajam dengan kecepatan yang cukup tinggi dan bobot yang sangat berat," ujar Zulpata saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Baca juga: Kasus Bus Terbakar, Bisa Karena Salah Pakai Freon AC

"Kalau lihat busnya sepertinya bus luxury, bannya kemungkinan ban radial. Jadi, kecil kemungkinan pecah ban," kata Zulpata.

Bus terbakar di tol Wiyoto-Wiyono pada Rabu (12/6/2024)Dok. Sudin Damkar Jakarta Timur Bus terbakar di tol Wiyoto-Wiyono pada Rabu (12/6/2024)

Kemungkinan lainnya, menurut Zulpata, ban sudah gundul atau kurang angin sekali. Lalu, melindas baut yang ada di jalanan, yang ada garis-garisnya. Biasanya, di situ ada baut-baut bekas rambu-rambu,

"Kan cukup tajam, ini masih kemungkinan ya. Namun, kalau semua ban normal, kembangan masih cukup, bobot tidak overload, kecil kemungkinan untuk ban pecah," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau