Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Mobil dan Motor Listrik yang Ideal bagi Konsumen

Kompas.com - 07/06/2024, 07:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kisaran harga pada suatu kendaraan bermotor kini masih menjadi faktor penentu dalam keputusan belanja masyarakat Indonesia, tidak terkecuali untuk mobil dan motor listrik berbasis baterai.

Hal tersebut terbukti dari hasil riset Populix yang melakukan survei atas 350 responden di Jabodetabek, Makassar, Bandung, Surabaya, dan Medan selama rentang waktu 15-25 Maret 2024 terkait pasar kendaraan listrik nasional.

Pada salah satu temuannya, sebanyak 65 persen pemilik mobil dan motor listrik baru mau melakukan pembelian jika ada potongan harga dan terdapat garansi cukup panjang.

Sementara, sisanya ketika kendaraan mendapatkan subsidi pemerintah dalam bentuk potongan harga (57 persen), penawaran paket khusus (43 persen), dan memperoleh pengurangan pajak tahunan (42 persen).

Baca juga: Update Harga Motor Bebek pada Juni 2024

"Dalam survei yang dilakukan, kita juga menghimpun ekspektasi harga serta jarak tempuh pada sepeda, sepeda motor, dan mobil listrik dari masyarakat," kata CEO & Co-Founder Populix, Timothy Astandu, Kamis (6/6/2024).

Sepeda motor listrik

Secara umum, ditemukan bahwa sedikitnya ada lima tujuan masyarakat untuk membeli motor listrik, yaitu digunakan sebagai alat transportasi menunjang kebutuhan sehari-hari (72 persen), mengunjungi teman/ keluarga (57 persen), dan untuk antar jemput (57 persen).

Sementara itu, sebanyak 47 persen responden membeli motor listrik untuk dipakai berkerja dan perjalanan dalam kota (46 persen).

Baca juga: Warung 25 Tahun Bangkrut Setelah Review Food Vlogger, Bang Madun: Gue Masih Punya Utang

Dengan karakteristik tersebut, frekuensi penggunaan motor listrik sebagian besar digunakan setiap hari (50 persen) dan 2-3 kali seminggu (27 persen) untuk jarak perjalanan 5-10 km (44 persen), serta 10-25 km (31 persen).

"Preferensi terpenting bagi masyarakat untuk membeli motor listrik ialah pada segi teknologi, desian, keamanan, dan juga konektifitas pada ponsel," ucap Timothy.

"Mereka merasa harga motor listrik yang wajar adalah pada rentang harga Rp 10 juta sampai Rp 20 juta (49 persen). Lalu untuk ekspektasi motor listik yang lebih berkualitas, di antara Rp 20 juta sampai Rp 30 juta (22 persen)," lanjut dia.

Baca juga: Neta Indonesia Punya Rencana Ekspor Mobil Listrik

Mobil listrik

Sementara itu, untuk pengguna mobil listrik 71 persennya dipakai sebagai alat transportasi kala harus mengunjungi teman atau keluarga, perjalanan dalam kota (69 persen), dan berkerja (67 persen).

Sisanya, dengan bobot yang hampir serupa, menggunakan mobil listrik untuk antar jemput teman atau keluarga (63 persen) dan belanja kebutuhan sehari-hari (60 persen).

Rata-rata para responden itu memakai mobil listrik setiap hari (50 persen) atau 2-3 kali seminggu (27 persen). Adapun jarak perjalannya, masih di bawah 100 km (87 persen).

Baca juga: Baru Kembali Jadi Damkar Depok, Sandi Butar Butar Sudah Dapat Empat Surat Peringatan

"Ekspektasi pembeli mobil listrik saat ini sebenarnya sama saja dengan mobil konvensional, yaitu untuk dipakai antar anak sekolah, kebutuhan sehari-hari, nyetir sendiri, keluar kota, dan sebagainya," kata Timothy.

"Sudah banyak pula yang pakai mobil listrik setiap hari. Tapi penggunaannya masih untuk perjalanan dalam kota," tambah dia.

Adapun ekspektasi konsumen terhadap harga mobil listrik saat ini, rata-rata di Rp 250 jutaan dengan rincian Rp 200 juta - Rp 300 juta sebanyak 39 persen, Rp 100 juta - Rp 200 juta sekitar 25 pesen, dan 19 persen dari responden ingin mobil listrik berhaga Rp 300 juta - Rp 400 juta.

Sedangkan kemampuan jarak tempuh mobil listrik yang diinginkan ialah pada 101 kilometer sampai 300 kilometer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
syukurlah subsidi akan segera berakhir, agar harga menjadi normal. harga jual sekarang seolah ditambah subsidi, sehingga harga jual terlalu tinggi


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau