Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Sabar, Penciptaan Ekosistem Kendaraan Listrik Butuh Waktu

Kompas.com - 03/05/2024, 19:01 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa pengembangan ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) di Tanah Air membutuhkan waktu.

Termasuk di antaranya, soal Sumber Daya Manusia (SDM) yang kerap disinggung belum dapat menguasai perakitan komponen utamanya, seperti motor listrik hingga baterai.

"Satu-satu. TKDN kendaraan seperti mobil saat ini sudah di atas 40 persen, bagus. Artinya ini pelan-pelan, ini baru mulai," kata Jokowi saat mengunjungi pameran Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (3/5/2024).

Baca juga: Jokowi Pastikan Pabrik Baterai Mobil Listrik Beroperasi Bulan Depan

Presiden RI Joko Widodo saat berkunjung ke booth MAB di PEVS 2024Kompas.com/Rully Presiden RI Joko Widodo saat berkunjung ke booth MAB di PEVS 2024

"Ini jangka menengah-panjang. Jangan minta segera langsung dilakukan 80 persen (TKDN). Tetapi ini sudah dimulai," lanjutnya.

??Jokowi menilai, ketika industri baterai kendaraan listrik sudah beroperasi dan dapat memasok ke seluruh merek kendaraan yang ada di Indonesia, maka otomatis TKDN juga meningkat.

Semua itu sudah ada peta jalan industrinya yang tercantum dalam Perpres Nomor 79 Tahun 2023, sebagai turunan dari Perpres Nomor 55 Tahun 2019 Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk transportasi jalan.

Dalam beleidnya, target TKDN mobil listrik di Indonesia sebesar 35 persen selama 2019-2021. Kemudian dinaikkan menjadi 40 persen untuk periode 2022 hingga 2026.

Memasuki tahun 2027, TKDN yang ditargetkan pemerintah atas mobil listrik sebesar 60 persen sampai 2029. Sementara pada 2030 dan seterusnya, TKDN minimum jadi 80 persen.

Baca juga: Masuk Era Kendaraan Listrik, SDM Indonesia Harus Sudah Siap

Jokowi mengunjungi booth motor listrik yang ada di Asiabike JakartaKompas.com/Donny Jokowi mengunjungi booth motor listrik yang ada di Asiabike Jakarta

"Jadi ketika industri baterainya jadi, (semakin banyak pabik) mobil listrik, sepeda motor listrik, bus listrik jadi, segera ekosistemnya terbentuk. Inilah daya saing yang ingin kita tunjukkan bahwa kita memang siap berkompetisi di area global," tutur Jokowi.

Sebelumnya, pengamat otomotif dari Institusi Teknologi Bandung (ITB) Agus Purwadi menyampaikan pengembangan SDM yang unggul juga merupakan kunci sukses membawa Indonesia dalam persaingan di era elektrifikasi.

Hanya saja untuk mencetak SDM berlabel spesialis membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu sekitar tujuh sampai 10 tahun. Maka dari itu, investasi di sektor terkait harus segera dilakukan agar tidak ketinggalan dengan negara lain.

"Saat ini kita pikir Indonesia agak sedikit terlambat dalam mempersiapkan SDM di bidang otomotif khususnya untuk kendaraan listrik. Jadi harus benar-benar segera diakselerasi," kata Agus Purwadi, Rabu (25/1/2023) lalu.

Baca juga: Jokowi Penasaran dengan Truk Listrik Pengembangan MAB di PEVS 2024

Untuk menghasilkan SDM yang unggul dalam suatu bidang, lanjut Agus, tidak hanya soal memberikan ilmu teori-teori dasar kepada para pembelajar.

"Investasi untuk riset itu saya rasa masih kurang, kalau kita lihat negara-negara seperti India, Vietnam dan juga Thailand sudah maju sekali mereka. Riset baterai juga masih sedikit, termasuk bidang komponen motor dan kontroller," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau