Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Sopir AKAP dan Dalam Kota, Penting buat Perjalanan

Kompas.com - 29/04/2024, 17:22 WIB
Dio Dananjaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Lalu lintas kendaraan saat mudik Lebaran terbilang ramai di mana-mana. Banyak titik yang jadi pertemuan arus kendaraaan sehingga menyebabkan perlambatan dan akhirnya menjadi macet.

Kemacetan jelas tidak menguntungkan bagi sebagian orang. Karena kelelahan bakal lebih cepat menyerang dan harus segera beristirahat di rest area.

Karena itu, dalam kondisi mudik Lebaran, sopir dituntut punya fisik yang lebih kuat dalam menghadapi kemacetan.

Baca juga: Hasil Klasemen MotoGP, Bagnaia Mulai Tempel Martin

Kepadatan mulai terjadi di jalan Tol Semarang-Bawen pada Sabtu (6/4/2024). Puncak arus mudik diperkirakan Sabtu malam.KOMPAS.com/Dian Ade Permana Kepadatan mulai terjadi di jalan Tol Semarang-Bawen pada Sabtu (6/4/2024). Puncak arus mudik diperkirakan Sabtu malam.

Sopir dalam kota itu kondisi fisiknya tidak sama dengan sopir antarprovinsi, itu yang harus dipahami,” ujar Kasi Standar Cegah dan Tindak Ditkamsel Korlantas Polri Kompol Ronald Andry Mauboy kepada Kompas.com,  di Bekasi (28/4/2024).

“Karena kalau di dalam kota itu rata-rata dia 5-6 jam saja (berkendara). Tapi kalau sopir antarprovinsi itu 12 jam dia mampu,” kata dia.

Sebelum melakukan perjalanan jarak jauh, sopir diimbau agar melakukan persiapan matang. Misalnya dengan beristirahat dan mengatur pola tidur yang cukup.

Baca juga: Daihatsu Luxio Bergaya VIP di Ajang Daihatsu Kumpul Sahabat

“Karena kita enggak terbiasa perjalanan panjang. Itu kondisinya pada saat bepergian kondisi macet hingga 12 jam, orang biasa akan mengeluh, tapi sopir AKAP sudah biasa,” ucap Ronald.

“Jadi memang secara fisik memang beda antara sopir AKAP dan sopir dalam kota. Oleh karenanya kita harus mempersiapkan ini jauh-jauh hari,” ujarnya.

Ronald menyarankan, para sopir dalam kota agar memantau pergerakan mudik dari sumber informasi yang terpercaya.

Tujuannya untuk memilih waktu berangkat dan pulang dengan kondisi kemacetan paling minim.

“Misalnya pada H-3, kita sudah lihat sampai H-1 macet parah, kita coba hari di mana kemacetan kurang,” kata Ronald.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau