JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran sejumlah truk merek China kian meramaikan pasar kendaraan niaga di Tanah Air. Bahkan di pertambangan nikel di Morowali, Sulawesi Tengah dan di Halmahera, Maluku Utara saat ini sudah mulai banyak truk impor dari negeri tirai bambu.
Sejalan dengan hal itu, Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) berpendapat, kehadiran pesaing baru di industri kendaraan niaga itu kini sudah mulai mengusik penjualan truk merek Jepang.
DCOO Director HMSI, Santiko Wardoyo mengatakan, gempuran truk China cukup mengganggu produsen truk Jepang yang sudah punya pabrik di Indonesia. Padahal, menurutnya secara regulasi, truk China itu tidak memenuhi regulasi pemerintah Indonesia tentang emisi.
Baca juga: Ada Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Ditiadakan Jumat Besok
"Semua produsen kendaraan niaga (merek Jepang) di Indonesia juga merasakan dampaknya, termasuk juga Isuzu dan kami di Hino. Kalau bicara produk China yang APM-nya di sini, namanya persaingan, mampu tidak mengikuti regulasi pemerintah. Contoh regulasi Euro 4, kita ini per April 2024 harus sudah Euro4 semua," kata Santiko kepada Media, Senin (25/3/2024)
Santiko juga berpendapat, adaindikasi truk-truk impor China di Morowali masuk dengan kondisi dengan standar Euro 2. Menurutnya boleh saja jika truk asal China ingin menjual produk mereka di Tanah Air, namun harus bersaing secara sehat.
"Jelas ini sangat merugikan. Itu pasti. Tapi balik lagi, itu semua tergantung dari pasar. Pasar dikasih pilihan, mau beli yang asli atau KW, terserah," kata Santiko.
Baca juga: Ada Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Ditiadakan Jumat Besok
Maka dari itu seharunya pemain baru kendaraan komersial itu harus mematuhi regulasi yang ditetapkan pemerintah Indonesia. Sebab jika tidak, pabrikan kendaraan niaga yang sudah ada lebih dahulu dan telah mematuhi aturan dari pemerintah akan sangat dirugikan.
"Ini makanya kemarin dari Gaikindo juga mengutarakan ke Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, hal ini perlu ditindaklanjuti," kata Santiko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.