JAKARTA, KOMPAS.com - Tanjakan curam bisa dianggap sebagai salah satu momok untuk pengemudi mobil. Untuk melaluinya, diperlukan teknik, persiapan, bahkan kehati-hatian khusus agar tidak keliru.
Satu kekeliruan fatal yang bisa dilakukan pengemudi adalah terlaku ngotot saat menanjak, dan menggeber mobil hingga melewati redline alias batas RPM.
Perlu diingat, sikap semacam ini diklaim bisa sangat membahayakan komponen bagian dalam mobil. Pada situasi terburuk, besar kemungkinan harus dilakukan servis overhaul alias turun mesin.
Juni Siswanto, Technical leader Auto2000 Ahmad Yani menjelaskan, pengemudi seharusnya menjaga momentum dan memastikan kestabilan RPM di spidometer.
Baca juga: Pelanggan Mulai Menerima Truk dan Bus Euro 4 dari Mercedes-Benz
Menurutnya, RPM optimal saat mobil menanjak seharusnya ada di angka 2.000 sampai 4.000. Jika leboh dari itu, tandanya mobil tidak mampu melewati tanjakan.
“kalau (RPM di angka) 5.000 udah agak bahaya, kalau sampai 6.000 dan belum nanjak, mundur saja,” ucap Juni saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/3/2024).
Juni lantas membagikan alasan mengapa pengemudi tidak dianjurkan ngotot dan memaksa mobil untuk melewati tanjakan. Ternyata, sikap semacam ini bisa memicu engine overrun.
Baca juga: Mudik Gratis Pemprov DKI, Tujuan ke 19 Kota Termasuk Sumatera
“Karena mesin jadi overrun, alias bekerja melebihi kapasitasnya. Komponen mesin di mobil-mobil standar kan dirancang untuk penggunaan harian yang tidak intens,” kata dia.
Sedangkan untuk kendala yang bisa terjadi, Juni menyebut risikonya cukup besar, mulai dari klep bengkok, seher bengkok, busi aus, dan sejenisnya. Perlu diingat, biaya perawatan dan servis untuk kendala ini tentu tidak akan murah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.