JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak 2018 mobil bensin yang dijual di Indonesia sudah berlaku Euro 4 sedangkan untuk kendaraan mesin diesel, mulai diterapkan pada April 2022.
Namun itu tidak final, sesuai peta jalan batas emisi yang dibuat Kementerian Perindustrian, Indonesia diharapkan beralih ke Euro 5 pada 2027 bahkan opsinya juga loncat ke Euro 6.
Baca juga: Pecco Tampil Gemilang di MotoGP Qatar, Binder Beri Sanjungan
Chief Operating Officer Hino Motor Sales Indonesia (HMSI), Santiko Wardoyo, mengatakan, pada dasarnya sebagai produsen bus dan truk pihaknya siap mengakomodir ketentuan pemerintah.
"Gini ya, masalah Euro 5 ini kalau memang pemerintah bilang gitu ya kita harus menyiapkan," ujar Santiko yang ditemui di pameran khusus kendaraan komersial, Giicomvec 2024, belum lama ini.
Peta jalan tersebut memang baik, namun Santiko mengatakan, faktanya saat ini walau bus dan truk yang dijual di Indonesia sudah standar Euro 4 masih banyak pengusaha atau pemilik yang mengisi bahan bakar solar Euro 2.
Baca juga: Hasil Klasemen Usai MotoGP Qatar 2024, Bagnaia Melesat Teratas
"Tapi yang kita lihat kondisi sekarang, Euro 4 ini baru dari tahun 2022 April dan kalau kita lihat lagi jalannya proses dari 2022 sampai 2023 di lapangan masih banyak menggunakan BBM yang Euro 2 belum Euro 4," ujarnya.
Artinya kata Santiko, masih banyak masyarakat yang emilih pakai solar subsidi ketimbang Pertamina Dex. Jika demikian, maka mubazir produknya sudah canggih tapi bahan bakarnya masih pakai standar di bawah itu.
Baca juga: Ini Interval Penggantian Oli CVT pada Mobil Nissan
Santiko mengatakan, alasan paling kuat masyarakat memilih solar biasa karena harganya lebih murah.
Pemilik truk berpikir ke arah bisnis. Truk sebagai alat angkut hanya efisien jika biaya operasionalnya ditekan seminim mungkin atau dalam hal ini salah satunya menggunakan bahan bakar yang murah.
"Berarti masih banyak yang pakai BBM subsidi bukan Pertamina Dex. Bisa-bisa saja, betul bilang oke semua harus pakai Euro 5, ya kita akan pelajari terus cuma untuk apa. Maksa nanti harganya mahal tujuannya untuk apa," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.