Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal MPV Listrik, BYD Akui Konsumen Indonesia Punya Minat Unik

Kompas.com - 07/03/2024, 07:12 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

1

JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil multi purpose vehicle (MPV) digadang-gadang sebagai segmentasi favorit yang sangat digemari oleh konsumen Indonesia. Banyak faktor yang melatarbelakangi, utamanya karena dimensi kabin luas dan sanggup membawa banyak penumpang.

Segmen MPV dan low multi purpose vehicle (LMPV) sebagai turunannya juga menjadi target utama pabrikan. Hampir semua merek memiliki model mobil untuk mengisi ceruk pasar ini.

Peluang memasarkan mobil di segmen MPV dan LMPV juga dilirik oleh beberapa produsen baru, salah satunya adalah BYD, perusahaan teknologi asal China yang mulai memasarkan lini mobil listrik di Indonesia.

BYD datang dengan tiga model mobil listrik dengan segmentasi berbeda untuk menyasar banyak ceruk pasar sekaligus, sebagai upaya awal kiprahnya di Indonesia. Namun, dari ketiga model ini, tidak ada yang berjenis MPV atau LMPV.

Baca juga: Efek Kasus Pencurian Baterai, BSN Gagas Standardisasi Motor Listrik

Ketiga model yang dihadirkan yakni BYD Dolphin untuk segmen Hatchback, BDY Atto 3 untuk segmen SUV Ringkas, dan BYD Seal untuk segmen Sedan. Semuanya merupakan mobil listrik murni dengan baterai berjenis Lithium Ferro Phosphate (LFP).

Ketika ditanya soal ada atau tidaknya peluang kehadrian MPV listrik dan LMPV listrik, pihak BYD mengaku masih melakukan riset dan analisis pasar.

Berdasarkan hasil riset yang sudah terkumpul sejauh ini, BYD mengungkapkan bahwa minat konsumen Indonesia terhadap MPV dan LMPV adalah suatu keunikan tersendiri, dan jarang dijumpai di negara lain.

Baca juga: Ini Mobil Listrik dengan Pengisian Daya Tercepat di Dunia

Luther Panjaitan, Head of Marketing BYD Indonesia, menjelaskan, segmen pasar untuk MPV dan LMPV punya popularitas tinggi yang hanya eksklusif di Indonesia.

“Kalau bicara soal dua itu (MPV dan LMPV), ini segmen market yang hanya ramai di Indonesia saja. Ini memang unik ya,” ucapnya saat berbincang dengan Kompas.com di Jakarta, Jumat (1/3/2024).

Dia menjelaskan, faktor utama yang memantik popularitas tersebut dipengaruhi oleh budaya, salah satunya adalah kebiasaan berpergian jauh bersama keluarga seperti saat mudik Lebaran atau libur Nataru.

Baca juga: Produsen Pelumas Ini Kembali Dukung Prima Pramac Racing di MotoGP

“Kalau MPV itu memang kajiannya harus mendalam karena ada faktor culture yang sangat memengaruhi,” ujar dia.

Luther menambahkan, BYD harus melakukan kajian dan riset yang lebih komprehensif lagi agar dapat bersaing di dua segmen tersebut. Mengingat MPV dan LMPV hanya populer di Indonesia, strategi pemasaran dan produksinya diklaim akan sangat berbeda.

“Jadi kita butuh satu strategi khusus, bukan global strategy. Contohnya global strategy itu sudah jelas, misalnya (mobil segmen) SUV, sedan, jadi yang relevan untuk semua market. Tapi kalau MPV ini, kajiannya harus mendalam,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

1
Komentar
yaelah bilang aja blm mampu bikin molis yg banyak penumpang, bisa cepet tekor baterenya. uda bener pabrikan jepang & eropah menerapkan hybrid baru melangkah ke hidrogen krn molis masih terkendala di daya tahan battery bosku


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau