JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan yang melibatkan kendaraan besar kembali terjadi. Kali ini satu unit bus dan truk di Jembatan Suramadu Kilometer 4 Kecamatan Lebang, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur (Jatim).
Kejadian bermula saat bus bernomor polisi 7910 US melaju dari arah Bangkalan menuju Surabaya, Jatim. Di depan bus tersebut melaju truk bernomor polisi N 9821 UW yang dikemudikan oleh AD.
Diduga karena sopir kurang konsentrasi, bus menabrak bagian belakang truk.
Baca juga: Berlangsung September 2024, Tiket MotoGP Indonesia Sudah Bisa Dipesan
“Sopir bus diduga mengantuk sehingga menabrak bagian belakang truk, laju bus kencang,” ucap Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas (Kanit Laka Lantas) Kepolisian Resor (Polres) Bangkalan Ipda Jauhari, dikutip dari Kompas.com, Senin (26/2/2024).
Akibat kejadian kecelakaan tersebut, bus mengalami ringsek di bagian depan. Sang sopir sempat tergencet sebelum akhirnya meninggal dunia.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, faktor paling besar penyebab kecelakaan di jalan raya adalah karena kesalahan pengemudi.
“Ada saja kejadian mobil menabrak benda lain karena pengemudinya mengantuk. Menyetir sambil mengantuk sudah jelas bisa membahayakan dirinya dan orang lain,” ucap Sony.
Sony melanjutkan, mengantuk bisa membuat pengemudi berada di posisi setengah sadar. Artinya, mata tidak bisa membaca lalu lintas dengan benar dan otak sudah tidak dapat merespon situasi lingkungan.
“Jadi tentu ketika menyetir, pengemudi tidak bisa membaca situasi lalu lintas yang ada di depannya. Perilakunya loss, ketika mengemudi hanya lurus tanpa kontrol dan berhenti ketika sudah menabrak objek di depan atau samping kiri kanannya,” ucap Sony.
Baca juga: Video Ribut Antara SUV dan LCGC, Dua Steriotipe Pengguna Jalan
Menurut Sony, mengantuk sebetulnya adalah hal yang disadari oleh pengemudi. Hanya saja mereka malas untuk beristirahat, dan tak sedikit yang merasa tanggung atau ingin cepat sampai tujuan padahal sudah mengantuk.
Tidak jarang juga yang bertindak menyiasati dengan merokok, ngobrol, minum kopi bernyanyi dan sebagainya, padahal otak sudah lemah.
“Cara benar menyiasati kantuk adalah harus berhenti, tidur atau lakukan refresh merangsang otot, otak dan syaraf,” ujar Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.