JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) mengungkapkan bahwa ada tiga industri strategis yang menjadi prioritas pengembangan mineral kritis dan mineral strategis di Tanah Air.
Salah satunya, dijelaskan Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Minerba Irwandy Arif, ialah kendaraan listrik dan baterai untuk mobil dan sepeda motor.
"Industri tersebut ekosistemnya akan membutuhkan mineral strategis dan mineral kritis yang sangat banyak," kata dia dalam keterangannya dikutip Selasa (7/2/2024).
Baca juga: Rayakan Pemilu, IIMS 2024 Sediakan Diskon Khusus Pencoblos
"Nanti akan ada pembahasan bagaimana produk tembaga dan emas yang akan dikembangkan setelah seleseainya smelter di gresik oleh Freeport dan di NTB oleh Amman Mineral," lanjut Irwandy.
Fasilitas itu akan merubah produk tembaga dari konsentrat tembaga ke katoda tembaga secara keseluruhan. Lalu dari anodanya akan menghasilkan emas.
Hal tersebut, sambung Irwandy, juga akan menunjang terhadap industri strategis yang kedua, yaitu industri terkait energi solar atau energi matahari, baik baterai maupun panel surya.
Industri ini juga membutuhkan kuarsit atau pasir kuarsa yang kualitasnya ditingkatkan, sehingga bisa membentuk komponen-komponen atau ekosistem di dalam industri energi solar.
"Dan yang terakhir, yang ketiga, Industri Strategis yang menjadi perhatian pemerintah dalam konsumsi mineral strategis dan kritis adalah untuk industri pertahanan dan kesehatan," jelasnya.
Baca juga: Chery Indonesia Siap Ekspor ke Vietnam dan Thailand
Guna mendukung industri strategis tersebut, Irwandy menyebut kebijakan pertambangan terkait mineral kritis dan strategis ke depan, di antaranya adalah peningkatan eksplorasi sumberdaya cadangan minerba.
Termasuk, potensi logam tanah jarang dan mineral kritis yang memiliki nilai ekonomi dan bermanfaat dalam kebutuhan teknologi di masa depan.
Kemudian dengan melakukan kemandirian dan pemenuhan bahan baku industri dari komoditas yang ada di dalam negeri, dan dengan melakukan peningkatan nilai tambah mineral atau hilirisasi.
"Serta dengan menaruh perhatian kepada mineral strategis pada mineral utama, ikutan, dan sisa hasil pengolahan dan/atau pemurnian dan juga mineral kritis," tutup dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.