Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peredaran Oli Palsu Makin Marak, Konsumen Harus Lebih Kritis

Kompas.com - 18/01/2024, 19:11 WIB
Reni Susanti,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

2. Cek Kasat Mata (Fisik Botol)

Selain melalui kode QR, konsumen juga sebenarnya bisa memeriksa label secara kasat mata, walaupun sedikit lebih sulit. Pasalnya, Oli Yamalube dikemas dengan label yang didesain sedemikian rupa agar sulit dipalsukan.

Untuk membedakannya dengan oli palsu, pertama pada tutup botol. Tutup botol Yamalube yang asli menyatu dengan botolnya, sehingga tidak dapat dibuka dengan cara diputar seperti biasa, melainkan perlu dicongkel atau ditusuk.

Kedua, label botol yang lebih mudah dilepas/disobek dengan maksud mempermudah proses scan kode QR di balik label, namun label tersebut tidak dapat ditempel Kembali.

3. Hasil Uji Laboratorium

Langkah lainnya adalah uji laboratorium. Sampel oli yang asli dan oli yang diduga palsu ke laboratorium Lemigas, Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Kementerian ESDM.

Setelah 14 hari, hasil uji laboratorium menunjukkan beberapa perbedaan antara oli palsu dan oli asli.

Dari 5 sampel, dua di antaranya diduga oli palsu karena tidak mengandung kadar TBN atau total base number. TBN ini merupakan kuantitas atau jumlah zat aditif dalam oli. Zat aditif ini berfungsi untuk membersihkan residu dan hasil-hasil pembakaran atau kerak.

"Tanpa aditif ini, mesin ini sulit dibersihkan," kata Muhammad Fuad, Peneliti Produk BBM dan Pelumas di Lemigas.

Metal Content oli asli biasanya mengandung zat aditif yang terdiri dari kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan Zinc (Zn). Oli palsu biasanya menunjukkan angka nol.

Oli yang tanpa zat aditif itu hanya berisi minyak pelumas dasar (base oil).

Kuncinya kita sebagai konsumen juga bisa berperan aktif dalam memerangi oli palsu dengan cara lebih kritis saat membeli oli dengan cara lakukan pengecekan keaslian oli melalui fasilitas kode QR yang sudah disediakan oleh masing-masing merek oli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com