Tips Perawatan Mobil Saat Musim Hujan, Sebaiknya Semprot Antikarat

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang awal 2024, musim hujan mulai nampak dan sudah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Bersiap menghadapi situasi ini, ada beberapa anjuran perawatan mobil yang bisa dilakukan oleh konsumen.

Salah satu perawatan yang cukup direkomendasikan adalah melakukan semprot antikarat. Sesuai namanya, servis ini bertujuan untuk mencegah terjadinya korosi pada komponen-komponen logam mobil.

Manfaat dari melakukan perawatan jenis ini diklaim cukup terasa, khususnya untuk melindungi area kaki-kaki mobil yang hampir seluruhnya terbuat dari bahan logam.

Baca juga: Video Viral, Toyota Alphard Terobos Jalan yang Baru di Cor

KOMPAS.com/daafa Pemeriksaan kondisi kaki-kaki dan rem mobil di bengkel resmi

Raymundus Arief, Chief Strategy Officer SCUTO Indonesia menjelaskan, musuh utama logam adalah air. Hal ini merupakan logika dasar yang pasti terjadi dan disebabkan oleh reaksi kimia.

“Kalau kita bicara logam yang kandungannya itu besi, pada akhirnya pasti berkarat kalau terus menerus kena air. Ini sudah pasti,” ucapnya kepada Kompas.com, Sabtu (16/12/2023).

Untuk meminimalisir terjadinya risiko kerusakan semacam ini, logam perlu lapisan khusus yang bisa menjadi pelindung. Semprotan antikarat adalah salah satu solusi mudah yang saat ini sudah banyak tersedia di pasaran.

Baca juga: Bahaya, Tidak Dianjurkan Boncengan dengan Posisi Seperti Ini

KOMPAS.com/daafa Pemeriksaan kondisi rem dan kaki-kaki mobil di bengkel resmi

Konsumen juga punya keleluasaan untuk memilih jenis lapisan antikarat dan disesuaikan dengan anggaran. Jenis yang paling umum adalah rubber solvent (berbahan dasar karet) dan asphalt solvent (berbahan dasar aspal).

“Asphalt solvent itu bisa dibilang pelapis anti karat pertama, dia juga yang pertama kali keluar. Kalau yang rubber solvent itu terbilang baru, tapi lebih modern,” kata Ray.

Menyoal harga, biaya layanan semprot antikarat yang tersedia di pasaran juga cukup terjangkau, mulai dari Rp 2,8 juta untuk mobil kecil seperti LCGC, dan umumnya tidak lebih dari Rp 5 juta.