JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia sudah memasuki era digital dan proses modernisasi mulai terjadi di beberapa sektor, tidak terkecuali, sektor industri otomotif termasuk proses jual beli mobil.
Target konsumen mayoritas juga sudah berubah, dan saat ini didominasi oleh Gen Z berusia 25 tahun sampai 35 tahun, yang sangat menitikberatkan kemudahan.
Adanya dua perubahan tersebut diprediksi akan mendistrupsi pasar dan menuntut APM otomotif untuk mengubah pola penjualan, untuk mengakomodir tuntutan dari konsumen.
Harry Sendiko, CEO Marketplace Mobil Baru Galemoru sekaligus Mantan Komisaris PT Astra International Daihatsu, memprediksi jika proses jual beli mobil secara konvensional akan mulai ditinggalkan secara perlahan.
Baca juga: Peremajaan pada Bus Pariwisata Itu Sifatnya Krusial
Menurutnya, kebiasaan lama seperti mendatangi diler, mengamati secara langsung, dan komparasi harga saat hendak membeli mobil baru, sudah tidak menarik lagi di mata konsumen Gen Z.
“Industri otomotif kita perkembangan teknologinya pesat sekali dalam dua dekade terakhir, tapi cara berdagangnya (proses jual beli) masih kuno, hampir enggak berubah. Tahun 90-an sampai sekarang masih saja sama,” ucapnya saat berbincang dengan Kompas.com di Jakarta, Kamis (7/12/2023).
Menurutnya, pasar online adalah konsep jual beli terbaru yang bisa menjadi batu loncatan, dan bisa diadaptasi untuk sektor industri otomotif pula.
Baca juga: Begini Cara Ukur Helm Saat Beli secara Online
Menimbang lapak online alias marketplace sudah sangat umum di kalangan masyarakat saat ini, dia menilai proses jual beli mobil juga akan mengikuti, walau secara perlahan.
“Sekarang semuanya sudah serba online, mudah, ringkas. Konsumen sekarang maunya seperti ini, karena enggak repot,” ucap dia.
Harry berpendapat, skema penjualan mobil baru akan berubah dalam waktu dekat, dan secara perlahan bergeser ke ranah online dengan mengandalkan teknologi digital yang sudah banyak tersedia.
Baca juga: Perusahaan Ini Luncurkan Ruang Beli Mobil Baru secara Online
“Kalau bicara showroom, sekarang saja sudah bisa bikin virtual showroom. Benefitnya banyak sekali, zero operating cost, enggak perlu tanah, cuma perlu server saja. Konsumen kalau mau akses bisa lewat saku celana (pakai Smartphone),” ucapnya.
Untuk ke depannya, tidak tertutup kemungkinan jika 95 persen proses jual beli mobil akan dilakukan secara online. Sisa 5 persen yang berkaitan dengan tanda tangan, serah terima unit, serta formalitas lainnya baru dilakukan offline.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.