Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Sebut Standardisasi Baterai di Indonesia Masih Sulit

Kompas.com - 13/11/2023, 15:12 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring dengan bertumbuhnya industri kendaraan listrik di Indonesia, model-model terbaru semakin sering dijumpai di pasaran.

Baik itu mobil listrik atau motor listrik, tampilannya kini tidak monoton lagi, sebab sudah mengusung desain unik khas produsen masing-masing. Selain itu, pabrikan lokal juga mulai unjuk gigi dan memamerkan model-model terbarunya.

Akan tetapi, keseragaman tersebut dianggap masih memiliki kelemahan, yakni belum adanya standardisasi baterai, khususnya untuk motor listrik, yang bisa digunakan oleh banyak model dan terkesan ringkas.

Baca juga: Hambatan Konversi Motor Listrik Bukan Soal Insentif Tapi Administratif

Daftar motor listrik murah di IMOS 2023, ada Selis, KOOL EV, dan GreentechKompas.com/Daafa Alhaqqy Daftar motor listrik murah di IMOS 2023, ada Selis, KOOL EV, dan Greentech

Menteri Perindustrian (menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, penerapan standardisasi motor listrik dianggap mampu meningkatkan kenyamanan penggunaan, dan mempermudah konsumen.

Oleh karenanya, Agus menganjurkan, bahkan menantang produsen motor listrik untuk membantu realisasi terselenggaranya standardisasi baterai.

“Oleh karenanya perihal standardisasi baterai ini, saya memberikan challange (tantangan) pula bagi para produsen kendaraan listrik roda dua,” ucapnya di Tangerang, belum lama ini.

Baca juga: Diskon Motor Listrik November 2023, Yadea Tembus Rp 9,5 Jutaan

Baterai motor listrik buatan lokal, diproduksi BatarazKompas.com/Daafa Alhaqqy Baterai motor listrik buatan lokal, diproduksi Bataraz

Merespon pernyataan tersebut, Tenggono Chuandra Phoa, Sekretaris Jenderal Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) menjelaskan, standardisasi baterai motor listrik nampaknya masih cukup sulit diterapkan.

Alasannya, Indonesia masih belum memiliki satu perusahaan independen khusus dan mampu menjadi produsen baterai kendaraan listrik, serta sudah memiliki unit contoh yang bisa menjadi proof of concept.

“Ini (standardisasi baterai) topik yang teknis sekali ya. Sangat-sangat teknis, dan bisa agak menantang,” ucapnya kepada Kompas.com, Jumat (11/10/2023).

Baca juga: Pabrik MG Motor Indonesia Hampir Rampung, Produksi Awal 2024

Proses fitting alias pemasangan baterai motor listrik saat konversiKompas.com/Daafa Alhaqqy Proses fitting alias pemasangan baterai motor listrik saat konversi

Tenggono lanjut mengambil China sebagai contoh patokan. Sebagai negara dengan tingkat kendaraan listrik tinggi, namun ternyata tidak memberlakukan standardisasi baterai.

“China itu negara dengan pengguna EV paling banyak di dunia. Di sana itu tidak diberlakukan standardisasi baterai,” kata dia.

Dia mengatakan, persoalan baterai seolah menjadi hak prerogatif masing-masing produsen kendaraan listrik, mengenai tipe, jenis, serta kapasitas.

Baca juga: PLN Mau Bangun 26 SPKLU di IKN

Motor Listrik Gova F600 mejeng di IMOS 2023Kompas.com/Daafa Alhaqqy Motor Listrik Gova F600 mejeng di IMOS 2023

“Teknologi baterai itu berevolusi, di sini kan masih bicara SLA atau Lithium-ion, kalau di sana (China) baterainya sudah level LTO (lithium-titanium oxide),” ujarnya.

Menurutnya, fokus utama yang harus secepatnya diselesaikan di Indonesia adalah terkait penyaluran kendaraan listrik, supaya secepatnya terserap dan jumlah penggunanya meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau