Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelemparan Batu di Jalan Tol Terjadi Lagi

Kompas.com - 13/11/2023, 11:22 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelemparan batu ke mobil yang sedang berjalan di jalan tol kembali terjadi. Kali ini menimpa pengemudi perempuan di Tol Kunciran Serpong arah BSD, Minggu (12/11/23) pagi.

Perempuan tersebut membagikan kisahnya di platrom media sosial dan kemudian viral. Melansir video dari jabodetabek.terkini, terlihat kap mesin dan kaca depan remuk terkena hantaman batu.

Baca juga: Motor Harian Jangan Menggunakan Ban Cacing

"Hancur, pada hancur. Ini parah banget kalau teman-teman lihat pada penyok semua," kata perempuan tersebut dalam video dikutip Kompas.com, Senin (13/10/2023).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Jabodetabek Terkini (@jabodetabek.terkini)

"Oke lah mobil bisa di perbaiki, lah kalu yg kena terus ancur manusianya?! duh gatau walaupun anak kecil harusnya apa bisa dikasih hukuman apa gt biar jera?! bayangin lo 3 mobil ini yg kena," tulisnya dalam penjelasan video.

Training Director Safety Defensive Consultan Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengungkapkan, untuk menghindari terkena lemparan batu dari orang tak bertanggung jawab sangat sulit terlebih tidak ada pola yang dapat dilihat.

Namun ada beberapa langkah preventif untuk mencegah kejadian seperti itu.

Baca juga: Jadwal MotoGP Qatar 2023, Balapan Digelar Akhir Pekan Ini

Tangkap layar media sosial Instagram @ics__infocegatansolo, memperlihatkan Honda HR-V warna silver mengalami kerusakan dibagian kaca depan mobil.Instagram @ics__infocegatansolo Tangkap layar media sosial Instagram @ics__infocegatansolo, memperlihatkan Honda HR-V warna silver mengalami kerusakan dibagian kaca depan mobil.

"Pertama adalah pengemudi harus mampu melihat dan menilai kondisi lingkungan di sekitar mobil bahkan sampai jarak terjauh. Selain arah depan juga harus lihat kiri, kanan dan belakang kendaraan," ucap Sony beberapa waktu lalu.

Sony mengungkapkan kemampuan menilai kondisi lingkungan dapat dilakukan secara maksimal saat kendaraan tidak melaju terlalu cepat. Patuhi rambu kecepatan maksimal yang diperbolehkan di jalan tol.

"Ini seperti kita melihat rambu-rambu. Jika masih dapat terbaca artinya masih dalam kecepatan normal. Kalau sudah kesulitan, seperti banyak dialami pengemudi ketika kendaraannya terlalu kencang, ia kesulitan mengevaluasi kondisi sekitarnya," ucap Sony.

Baca juga: Marquez Bocorkan Marini Bakal Pindah ke Repsol Honda

Ilustrasi jalan tol Hutama Karya.Dok. Hutama Karya Ilustrasi jalan tol Hutama Karya.

Kedua, maksimalkan peran penumpang di samping pengemudi. Penumpang merupakan pengawas tambahan terkait kondisi jalan atau lingkungan.

"Jadi tidak hanya diam. Memberi tahu kalau dia melihat sesuatu. Sehingga si pengemudi juga tidak hanya diam menyetir tapi juga dipancing untuk awas," ucap Sony.

"Ingat potensi kecelakaan bisa dari mana saja, tidak cuma dari depan. Saat di lampu merah berhenti pun kita bisa kecelakaan. Untuk itu wajib memantau situasi sekeliling kendaraan," ucap Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau