JAKARTA, KOMPAS.com - Pelek peyang akibat menghajar lubang di jalan raya membuat pengendalian sepeda motor jadi tidak enak. Saat dipakai jalan motor akan goyang sebab kondisi pelek tidak rata alia peang.
Jika pelek peang cara mengembalikan kondisi seperti sebelumnya yaitu dengan press pelek. Namun di fakta di lapangan tidak semua bengkel press motor rupanya mau terima jasa press pelek.
Baca juga: Mengulas Fitur All New Toyota Yaris Cross, Secanggih Apa?
Seperti yang dialami oleh Zulfikar Husein, warga Bintara, Bekasi, Jawa Barat yang ditolak oleh salah satu benkel press motor di daerah Buaran, Jakarta Timur, karena alasan takut peleknya pecah.
"Bilangnya si orang bengkel itu katanya kalau pelek racing itu tidak bisa di press rawan pecah, saran dia peleknya dibersihkan saja diamplas. Cuma dia suruh bersihkan di bengkel biasa cuma bengkel biasa menyarankan ganti ban," kata Zulfikar kepada Kompas.com, Senin (9/10/2023).
"Padahal itu pelek asli pabrikan," kata Zulfikar yang memakai Suzuki Skywave tahun 2009.
Sumantri alias Tri, dari Bengkel Press Motor (BPM) di Limo, Depok, Jawa Barat, mengatakan, memang ada yang tidak terima press pelek sebab press pelek motor memang butuh ketelitian padahal sebetulnya bisa.
"Iya, iya, memang bagaimana orang (bengkelnya) itu sih. Ada yang mau dan ada yang tidak. Cuma kan konsumen itu biasanya pilih press, sebab kalau ganti kan lebih mahal. Bisa ratusan ribu," kata Tri.
Baca juga: Kecelakaan Ferrari Sampai Ringsek, Segini Estimasi Biaya Perbaikannya
"Misal kalau press pelek kalau tentengan (copotan) untuk matik kelas Beat-Mio, press itu Rp 70.000 tapi kalau beli baru bisa-bisa Rp 900.000," ujar Tri.
Tri mengatakan, pelek peang alias tidak rata bisa dipisah jadi dua kategori, yaitu pertama pelek "speleng" dan pelek "bengkang."
"Kalau bengkang kenanya di pinggiran jadi peleknya jadi lebar, kalau speleng itu kena di tiangnya. Jadi seperti goyang," ujar Tri yang sudah praktek bengkel press motor sejak 2015.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.