JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah rekayasa lalu lintas akan diterapkan selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 guna memecah kepadatan.
Salah satu rekayasa yang diberlakukan ialah contraflow. Pola lalu lintas ini memungkinkan kendaraan untuk melaju berlawanan arah dengan laju normal.
Namun, meski contraflow dapat memperlancar perjalanan, skema ini juga memiliki potensi risiko yang harus diwaspadai.
Baca juga: Jalur Alternatif di Sayung dan Kaligawe Bila Terjadi Banjir Rob
Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Centre (RDC) menjelaskan, pengemudi yang melintas di jalur contraflow harus sangat berhati-hati karena adanya penyempitan jalan.
Satu ruas jalan tol dipecah menjadi dua lajur yang dipisahkan dengan cone atau pembatas, sehingga ruang gerak kendaraan menjadi terbatas.
Potensi risiko kecelakaan cukup tinggi, terutama karena pengemudi harus lebih sigap dalam menyesuaikan kecepatan dan melakukan manuver mendadak. Sehingga diimbau pengemudi untuk tidak menggunakan cruise control.
Baca juga: Ini Mobil Bekas di Bawah Rp 100 Juta yang Banyak Dicari
"Cruise control memang sangat bermanfaat ketika digunakan dalam kondisi tepat, tetapi pengemudi sebaiknya tidak terlena dengan fitur ini dan memakai secara berlebihan," ujarnya kepada Kompas.com belum lama ini.
Menurut Marcell, cruise control bisa membatasi pengemudi untuk melakukan manuver cepat, seperti akselerasi, deselerasi, atau bahkan pengereman mendadak, yang sangat penting di jalur contraflow.
"Contraflow itu mirip dengan jalan umum pada umumnya, tapi bedanya ini diterapkan di jalan tol dengan batas kecepatan yang lebih tinggi. Ini harus diperhatikan, karena kecepatan tinggi kalau melenceng sedikit saja bisa berakibat fatal," jelasnya.
Baca juga: Tanda Mobil Mengalami Overheating, Jangan Dipaksa Jalan
Pengemudi dituntut untuk selalu siap melakukan swerve atau menghindari hambatan dengan cepat. Dengan ruang gerak yang terbatas, pengemudi harus lebih waspada terhadap potensi bahaya yang bisa datang sewaktu-waktu.
Selain itu, Marcell juga menekankan pentingnya menjaga kecepatan sesuai dengan kondisi jalur.
"Kalau kita di luar lajur contraflow, kita punya banyak ruang yang lebih. Tapi ketika contraflow, kita mau ke mana? Ruang gerak dan ruang hindar kan terbatas. Jadi mau tidak mau kita harus berhenti atau melaju dalam waktu singkat," tambahnya.
Kecepatan yang terlalu tinggi bisa sangat berbahaya, terutama jika pengemudi harus menghindari hambatan atau melakukan pengereman mendadak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.