JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah berhasil menjadi tuan rumah WorldSBK dan MotoGP, tak sedikit masyarakat yang menginginkan Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB, bisa menggelar balap mobil Formula 1 (F1).
Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria mengatakan, untuk bisa menyelenggarakan F1 maka perlu banyak kesiapan, bukan hanya mengenai sirkuit, tapi juga infrastruktur dan akomodasi.
Baca juga: Pakai Bus Listrik, Transjakarta Berhasil Kurangi 9,9 Persen Emisi
"WSBK dan MotoGP cuma seperempat dari Formula 1 (F1) jumlah penontonnya, jumah kendaraannnya, kalau F1 datang mau taruh di mana. Banyak orang kalau bicara F1 maka bicaranya sirkuit, F1 ekosistemnya bisa tidak," kata Priandhi kepada Kompas.com, akhir pekan lalu.
"WSBK dan MotoGP didatangi dua pesawat kargo bandara sudah penuh, parkirnya, pesawat kargo dua, private jet beberapa bandara sudah penuh. Bagaimana kalau kita didatangi lima pesawat kargo dan puluhan private jet milik pebalap, bandaranya siap tidak," katanya.
Priandhi mengatakan, gelaran MotoGP setidaknya mendatangkan tiga pesawat kargo. Itu saja ada pesawat yang diminta parkir di bandara lain agar bandara Lombok, NTB, tidak penuh.
"MotoGP kedatangan tiga pesawat, hanya MotoGP tiga kontainer banyak dari luar negeri pakai jet, kita minta pesawat yang ada di bandara terbang sebentar keliling-keliling (agar pesawat lain) bisa mendarat dan turun," katanya.
"Infrastrukturnya cukup tidak, satu pesawat kargo disuruh terbang, parkirnya di Bali atau di Surabaya. Kemudian pesawat tamu datang, parkir di ujung harus naik bus, busnya ada tidak, cukup tidak," kata Priandhi.
Baca juga: Radical Motorsport Akan Gelar Balap Satu Merek di Sirkuit Mandalika
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyerahkan trofi MotoGP Mandalika 2022 kepada peraih podium pertama, pebalap asal Portugal Miguel Oliveira pada Minggu (20/3/2022) di Pertamina Mandalika International Street Circuit.
Kemudian mengenai hotel atau tempat tinggal. Tak dipungkiri saat gelaran MotoGP banyak yang tidak mendapat kamar hotel dekat sirkuit dan akhirnya tinggal di rumah warga alias homestay, ada juga yang menginap jauh di kota Mataram.
Meski menjadi pemasukan buat warga sekitar dan meningkatkan perekonomian lokal, homestay bukan pilihan praktis dan tidak bisa dijadikan solusi jika jumlah pengunjung jauh lebih besar.
"Tadi saya bilang MotoGP hanya sepertiganya dari F1, kalau F1 datang (digelar) tamunya mau menginap di mana. Jadi ekosistem (sudah) siap belum untuk menampung kedatangan sirkus F1," ujar Priandhi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.