JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transjakarta mencatat penggunaan bus listrik sebagai alat transportasi massal sudah berhasil mengurangi 9,9 persen emisi. Padahal jumlah bus listrik yang beroperasi masih belum banyak.
"Efektif sekali karena pengurangan emisinya itu sampai 9,9 persen," kata Direktur Operasi dan Keselamatan PT Transjakarta, Daud Joseph, Minggu (10/9/2023).
Daud mencontohkan, bila ada 52 bus listrik yang terlokalisir di satu area, maka polusi tebal di area tersebut akan berkurang.
Baca juga: Aturan Batas Kecepatan Kendaraan di Jalan Kabupaten, Melanggar Didenda Rp 500.000
Sehingga penempatan bus listrik akan lebih efektif jika terlokalisir di satu wilayah daripada tersebar ke seluruh Ibu Kota. Mengingat populasi kendaraan berbahan bakar fosil yang beroperasi kini masih jauh lebih banyak.
"Kalau 52 bus itu saya sebar di seluruh Jakarta, kemungkinan untuk mempengaruhi udara akan sangat kecil karena bus tadi harus melawan 25 juta kendaraan yang ada di Jakarta. Sehingga tidak akan berarti banyak," ucap Daud.
Oleh karenanya, perseroan akan menambah 48 unit bus listrik hingga akhir tahun. Langkah ini diambul guna meningkatkan pelayanan transportasi yang lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Hyundai Akui Persaingan Kendaraan Listrik di Indonesia Semakin Ketat
"Bulan Oktober ini akan ada 22 bus listrik baru. Bulan Desember 26 unit yang baru," kata Daud.
"Tahun depan, jumlah bus listrik yang disampaikan Pak Gubernur akan bertambah dengan jumlah yang cukup signifikan," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.