Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sirkuit Mandalika Bisa Tidak Menyelenggarakan F1?

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah berhasil menjadi tuan rumah WorldSBK dan MotoGP, tak sedikit masyarakat yang menginginkan Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB, bisa menggelar balap mobil Formula 1 (F1).

Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria mengatakan, untuk bisa menyelenggarakan F1 maka perlu banyak kesiapan, bukan hanya mengenai sirkuit, tapi juga infrastruktur dan akomodasi.

"WSBK dan MotoGP cuma seperempat dari Formula 1 (F1) jumlah penontonnya, jumah kendaraannnya, kalau F1 datang mau taruh di mana. Banyak orang kalau bicara F1 maka bicaranya sirkuit, F1 ekosistemnya bisa tidak," kata Priandhi kepada Kompas.com, akhir pekan lalu.

"WSBK dan MotoGP didatangi dua pesawat kargo bandara sudah penuh, parkirnya, pesawat kargo dua, private jet beberapa bandara sudah penuh. Bagaimana kalau kita didatangi lima pesawat kargo dan puluhan private jet milik pebalap, bandaranya siap tidak," katanya.

Priandhi mengatakan, gelaran MotoGP setidaknya mendatangkan tiga pesawat kargo. Itu saja ada pesawat yang diminta parkir di bandara lain agar bandara Lombok, NTB, tidak penuh.

"MotoGP kedatangan tiga pesawat, hanya MotoGP tiga kontainer banyak dari luar negeri pakai jet, kita minta pesawat yang ada di bandara terbang sebentar keliling-keliling (agar pesawat lain) bisa mendarat dan turun," katanya.

"Infrastrukturnya cukup tidak, satu pesawat kargo disuruh terbang, parkirnya di Bali atau di Surabaya. Kemudian pesawat tamu datang, parkir di ujung harus naik bus, busnya ada tidak, cukup tidak," kata Priandhi.

Kemudian mengenai hotel atau tempat tinggal. Tak dipungkiri saat gelaran MotoGP banyak yang tidak mendapat kamar hotel dekat sirkuit dan akhirnya tinggal di rumah warga alias homestay, ada juga yang menginap jauh di kota Mataram.

Meski menjadi pemasukan buat warga sekitar dan meningkatkan perekonomian lokal, homestay bukan pilihan praktis dan tidak bisa dijadikan solusi jika jumlah pengunjung jauh lebih besar.

"Tadi saya bilang MotoGP hanya sepertiganya dari F1, kalau F1 datang (digelar) tamunya mau menginap di mana. Jadi ekosistem (sudah) siap belum untuk menampung kedatangan sirkus F1," ujar Priandhi.

"Bukan hanya sirkuit. Sekarang saja MotoGP saya setengah mati mencari tempat untuk tamu-tamu Jakarta. Tidak dapat hotel tinggal di rumah warga, apa pebalap F1 mau tinggal di rumah warga," ujarnya.

Priandhi mengatakan, banyak sekali hal yang di luar sirkuit yang mesti dibenahi jika Indonesia ingin membawa "balap jet darat atap terbuka" tersebut ke Sirkuit Mandalika.

"Sirkuitnya sendiri mau dimodifikasi dipanjangkan 500 meter, saya aspal 5 km kelar, misalnya ada perubahan, teknis sih gampang, yang susah bangun hotel menambahkan kamar," ujarnya.

"Orangnya mau tidak bangun hotel, tambahan, bangun hotel kepakainya cuma buat F1 setelah F1 mau jadi apa," kata Priandhi.

"Saya bukannya tidak setuju (menggelar F1) saya sangat setuju tapi jangan F1 ini dilihat hanya sirkuitnya bisa atau tidak. Kuitnalau sirkya bisa pertanyaannya kemudian hotelnya bisa, kamarnya ada, jalannya rayanya cukup, bandaranya cukup, banyak lagi hal-hal lain yang kita mesti sama-sama membesarkan WSBK dan MotoGP," katanya.

Grade 3 FIA

Priandhi mengatakan, saat ini Sirkuit Mandalika sedang berusaha untuk mengejar homologasi sirkuit grade 3 sesuai standar Federasi Automobil Internasional (FIA) untuk penyelenggaraan balap mobil.

Priandhi Satria mengatakan, untuk mendapatkan status grade 3 FIA tersebut, pihaknya harus melakukan sedikit perubahan pada fasilitas pengamanan.

"Saya sedang mengusahakan bahwa internasional sirkuit ini mendapat grade 3 dengan beberapa perubahan yang harus dilakukan," katanya.

Priandhi mengatakan, FIA meminta pengelola Sirkuit Mandalika untuk menambahkan speedbump atau "polisi tidur" yang berguna untuk mengurangi kecepatan mobil di area run off di tikungan pertama.

Priandhi mengatakan, secara unofficial atau belum resmi pihaknya sebetulnya sudah mengantungi grade 3 FIA bahkan sebetulnya bisa saja langsung ke grade 2 meski ubahan yang dilakukan mesti lebih banyak lagi.

"Buat saya grade 3 ini sudah cukup untuk mulai melakukan balap di Pertamina Mandalika International Sirkuit. Grade 3 ini sudah mencakup adanya Porsche sudah cukup ya," kata dia.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/09/12/122200315/sirkuit-mandalika-bisa-tidak-menyelenggarakan-f1-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke