SOLO, KOMPAS.com - Untuk melihat kondisi mesin mobil, hal utama yang harus dilakukan adalah dengan membuka bagian kapnya. Bila sudah selesai, kap mesin harus ditutup kembali.
Namun sayangnya, dalam proses menutup kap mesin tak sedikit pemilik mobil yang masih salah dalam menerapkannya.
Ada yang dengan cara dibanting, ada pula yang hanya diketan. Lalu dari kedua kebiasaan ini mana yang paling benar untuk dilakukan?
Baca juga: Subsidi Motor Listrik Resmi Diperluas, 1 KTP buat Beli 1 Motor Listrik
Ilustrasi buka kap mesin
Gatot, mekanik Bengkel Surya Wonogiri mengatakan, menutup kap adalah dengan cara menjatuhkan pada ketinggian tertentu, tapi bukan dengan cara dibanting.
“Anjuran dari pabrik yang benar memang dibanting tapi dengan jarak tertentu. Kira-kira se jengkal atau sekitar 25 cm,” ujar Gatot kepada Kompas.com, Selasa (29/8/2023).
Hal ini dilakukan karena bobot kap mesin biasanya cukup berat. Dengan demikian, maka tak perlu ada tambahan dorongan, cukup mengadalkan gaya gravitasi saja.
Sedangkan bila dengan cara ditekan atau dibantin, menurut Gatot, akan berpotensi menyebabkan penyok pada bagian bodi mobil.
Baca juga: Sederet Pekerjaan Kru Bus AKAP Saat Bus Sudah Tiba di Terminal Akhir
Kap Toyota Avanza yang sedang dipasangi peredam berbahan alumunium.
Senda dengan Gatot, Didi Ahadi, Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan, idealnya kap mobil dilepas pada ketinggian sekitar 20 sampai 30 cm, tergantung bobot dari kap mesin.
“Kalau ditekan ada potensi penyok, atau malah berpotensi kerusakan pada mekanisme kunci dan kap mesin itu sendiri. Namun kembali kepada besarnya tekanan, berat atau ringan kap mesin dan konstruksinya,” kata Didi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.