Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Asal Mengekor di Belakang Bus Malam

Kompas.com - 29/08/2023, 17:41 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


BOGOR, KOMPAS.com – Mengekor di belakang bus kerap dilakukan oleh sejumlah pengendara untuk menyalip kendaraan lain.

Lantaran punya ukuran yang besar, bus dipercaya punya keunggulan sangat peka terhadap sekitar. Maka dari itu, bagi pengendara yang ingin menyalip kendaraan lain kerap mengekor di belakang bus.

Biasanya pengendara yang ada di belakang bus akan membaca lampu sein dari bus sebagai isyarat kondisi sudah aman atau belum untuk membuntuti menyalip kendaraan lain.

Baca juga: Pemprov DKI Targetkan Pengadaan Bus Listrik 100 Unit pada Oktober 2023

Mas Unyil, salah satu sopir bus AKAP dari PO Haryanto mengatakan, berkendara mengekor di belakang bus sangat bahaya dilakukan oleh pengendara lain.

“Memang banyak kendaraan yang suka mengikuti di belakang bus, apalagi saat malam hari. Padahal, bus itu punya blind spot yang besar. Bahaya kalau ada kendaraan lain di belakang yang tidak kami (sopir) lihat. Kalau sampai tersenggol, bisa berbahaya,” kata Mas Unyil kepada Kompas.com, Senin (28/8/2023).

Bus AKAP PO SahaalahKOMPAS.com/FATHAN RADITYASANI Bus AKAP PO Sahaalah

Baca juga: Begini Cara Mudah Daftar Online Uji Emisi

Mayoritas, pengendara yang mengekor di belakang bus hanya menerka-nerka arti dari lampu sein bus tanpa tahu arti sebenarnya.

Pengendara hanya fokus pada lampu sein bus sambil mengekor tanpa memperhatikan kondisi jalan dan sekitar.

“Lampu sein itu untuk komunikasi antar pengguna jalan jalan, bukan jadi kode untuk mengekor atau konvoi di belakang bus. Kondisi jalan di Indonesia itu berbeda-beda, sehingga pengendara sebaiknya lebih memperhatikan jalan dari pada membaca lampu sein dari bus. Bahaya kalau mengekor di belakang bus,” kata sopir bus trayek Bubulak – Purwantoro tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau