JAKARTA, KOMPAS.com - Ada beberapa kesalahan pengguna mobil matik yang membuat transmisi berumur pendek. Pertama ialah gaya mengemudi yang kasar dan kedua peruntukan yang kurang tepat.
Pemilik bengkel spesialis Worner Matik Hermas Efendi Prabowo mengatakan, soal gaya mengemudi sudah banyak yang paham tapi soal peruntukan yang tepat akan sulit sebab menyangkut mobilitas pemakai.
Baca juga: McLaren Luncurkan Livery Khusus untuk GP Inggris
"Peruntukan, misalnya begini ada beberapa mobil LCGC yang tidak ada punya gigi low gear, tidak ada gigi satunya adanya gigi dua," ucap Hermas kepada Kompas.com, Senin (3/7/2023).
"Itu kenapa sebab mobil didesain untuk city car (pemakaian dalam kota), tapi orang kadang memakai mobil itu sampai ke Puncak atau Cianjur, Jawa Barat, nanti waktu balik bertanya kok mobil saya rusak," ujar Hermas.
Contoh mobil LCGC transmisi matik yang tidak punya gigi rendah atau posisi L, ialah Toyota Agya dan Daihatsu Ayla. Sehingga ketika menanjak hanya mengandalkan posisi terendah di 2.
"Karena itu mobil city car kemudian dipaksa menanjak terlalu tinggi memaksa di gigi D, tekanan oli untuk D kurang besar, jadi mobil itu berisiko untuk loss atau selip begitu," ujar Hermas.
"Kadang orang tidak menyadari itu, kadang dia pakai CVT tapi yang CVT murni, kemudian ke daerah yang tanjakannya terjal dan sebagainya. Itu tidak pada tempatnya. Orang belum sadar itu berpotensi merusak," ujar dia.
Baca juga: PO Bintang Timur Rilis Bus Baru Skylander R22 Pakai Livery Anyar
Selain itu kata Hermas, mengenai mobil yang dipakai tak kenal waktu atau istilahnya "kerja rodi." Mobil dipakai terus tanpa istirahat, hal tersebut tak cuma berpengaruh pada mesin tapi juga transmisi.
"Kemudian kadang orang memakai mobil matik enak, kuat menyetir sampai jauh sampai tidak pernah berhenti. Sudah begitu macet-macet akhirnya apa yang terjadi suhu (transmisi) matik jadi panas," kata dia.
"Suhu panas, oli panas, kembali lagi memengaruhi tekanan oli. Jika panas kondisi elektrikal juga terganggu, jadi sistem tidak berjalan dengan baik," ujar Hermas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.