Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Terjerumus Pakai Oli Palsu, Punya Dampak Buruk bagi Mesin Mobil

Kompas.com - 10/06/2023, 10:42 WIB
Erwin Setiawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pihak kepolisian beberapa kali mengungkap tindak kriminal pemalsuan oli di lokasi berbeda. Berdasarkan keterangan, edaran oli palsu diperkirakan mencakup ke seluruh Indonesia.

Meski pelaku telah berhasil diringkus dan pabriknya ditutup, produk oli palsu yang beredar belum ditarik oleh petugas. Dengan kata lain, peluang konsumen mendapatkan oli palsu sangat tinggi.

Lantas, apakah oli palsu ini aman digunakan pada mobil?

Baca juga: Waspada Kena Tipu, Begini Cara Membedakan Oli Palsu dengan yang Asli

Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri Brigjen Hersadwi Rusdiyono dalam konferensi pers di Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Kamis (8/6/2023).KOMPAS.com/Rahel Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri Brigjen Hersadwi Rusdiyono dalam konferensi pers di Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Kamis (8/6/2023).

Kepala Bengkel Nasmoco Bantul Nyoman mengatakan, oli palsu memiliki kualitas yang tidak bisa dipertanggungjawabkan sehingga tidak disarankan untuk digunakan pada mobil.

“Kualitas oli palsu jelas tidak terjamin sehingga tidak disarankan untuk digunakan pada mobil, padahal oli memiliki peran yang sangat vital dalam menjaga keawetan dan performa mesin,” ucap Nyoman dikutip dari Kompas.com, Sabtu (10/6/2023).

Dia mengatakan, oli palsu bisa membuat peran oli mesin menjadi kurang optimal karena kualitasnya jelas berbeda.

Baca juga: Distributor Penjual Oli Palsu Akan Ditindak?

Kapolsek Bekasi Timur AKP Ridha Poetera Aditya (kedua dari kanan) saat menggelar konfrensi pers terkait peredaran oli palsu di Mapolsek Bekasi Timur, Senin (29/8/2022). Dalam konfrensi pers tersebut, empat orang tersangka turut dihadirkan karena diduga kuat mengedarkan oli palsu ke dalam kemasan berbagai merek. KOMPAS.com/JOY ANDRE T Kapolsek Bekasi Timur AKP Ridha Poetera Aditya (kedua dari kanan) saat menggelar konfrensi pers terkait peredaran oli palsu di Mapolsek Bekasi Timur, Senin (29/8/2022). Dalam konfrensi pers tersebut, empat orang tersangka turut dihadirkan karena diduga kuat mengedarkan oli palsu ke dalam kemasan berbagai merek.

Oli yang diproduksi tidak menggunakan formula yang sama dari suatu merek juga merugikan banyak pihak, khususnya pemilik merek aslinya.

“Mulai dari kekentalannya, seharusnya oli asli memiliki kekentalan yang sesuai dengan standarnya, berhubung oli palsu tidak terjamin, maka bisa saja kekentalannya tidak sama sehingga bisa membuat perlindungan kepada mesin tidak optimal,” ucap Nyoman.

Dia mengatakan, beberapa performa mesin bisa meliputi responsibilitas kendaraan, suara dapur pacu, dan suhu kerjanya.

Baca juga: Waspada, Begini Akibatnya bila Motor Pakai Oli Palsu

Oli palsu yang dijual di Demak dan SemarangKOMPAS.COM/Dok. Polda Jateng Oli palsu yang dijual di Demak dan Semarang

Dia mengatakan, kualitas oli palsu cukup mengkhawatirkan karena tidak bisa menjamin apakah oli tersebut melindungi mesin dengan baik atau tidak.

“Jelas, kalau oli asli bakal melindungi mesin dengan begitu mesin menjadi awet, bunyi mesin tetap halus, tapi kalau pakai oli palsu maka hal itu tidak bisa didapatkan, sehingga mungkin saja bisa membuat mesin cepat aus, mengingat komponen mesin banyak yang bersinggungan,” ucap Nyoman.

Jadi, efek buruknya menggunakan oli palsu bisa sangat beragam. Meski demikian, ruang lingkupnya ada pada peran oli mesin itu sendiri, oli palsu bisa saja tidak dapat melindungi dengan optimal sehingga cepat aus dan bisa juga membuat performa mesin menurun.

Kasus terburuk dan kerap kejadian yaitu terciptanya lapisan lumpur (slugde) sampai harus turun mesin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com