Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Penciptaan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Kompas.com - 30/05/2023, 11:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewasa ini seluruh negara di dunia tampak berlomba-lomba untuk menyerap dan mempersiapkan industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, karena telah terbukti mampu menekan emisi gas rumah kaca.

Berbagai subsidi atau insentif pun turut diberikan, tak terkecuali Indonesia lewat Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2023 terkait bantuan pemerintah untuk konversi motor listrik, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38 Tahun 2023, serta Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 6 Tahun 2023 untuk roda dua.

Hanya saja langkah strategis tersebut kerap menorehkan kritik. Bahkan menurut penelitian terbaru Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), 80,77 persen masyarakat menolak kebijakan subsidi untuk kendaraan listrik.

Baca juga: 80 Persen Masyarakat Menolak Subsidi Mobil Listrik

Sekretaris Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Yan Sibarang Tandiele dalam diskusi Lebih Asyik dengan Motor Listrik yang disiarkan secara daring oleh Kemkominfo, Senin (29/5/2023).Screenshoot/Kemkominfo Sekretaris Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Yan Sibarang Tandiele dalam diskusi Lebih Asyik dengan Motor Listrik yang disiarkan secara daring oleh Kemkominfo, Senin (29/5/2023).

Menanggapi hal itu, Sekretaris Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Yan Sibarang Tandiele kembali menjelaskan, pentingnya kendaraan listrik di Indonesia.

"Dunia saat ini, kita sedang melakukan transisi energi karena energi berbasis fosil itu pada saatnya akan habis. Sehinga mau tidak mau, kita harus beralih ke energi baru terbarukan," katanya dalam diskusi "Lebih Asyik dengan Motor Listrik" yang disiarkan secara daring oleh Kemkominfo, Senin (29/5/2023).

"Kendaraan listrik ini apakah satu-satunya jawaban? Tentu tidak. Tetapi ini suatu hal yang diperlukan," ucap Yan.

Sebab, seraya pengembangan energi baru terbarukan terus dilakukan pada sisi hulu industri, sektor hilir-nya sebagai penyerap dan pengguna energi dimaksud harus dikembangkan.

Baca juga: Kebijakan Subsidi Kendaraan Listrik Dinilai Tidak Tepat Sasaran

Ilustrasi mobil listrik merek Hyundai yang dipamerkanDokumentasi Tim Komunikasi Lifepal Ilustrasi mobil listrik merek Hyundai yang dipamerkan

Apalagi, industri otomotif merupakan salah satu industri unggulan bagi Indonesia dengan kontribusi 17,2 persen dari total industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika (ILMATE) sepanjang Januari-Maret 2023.

"Pengembangan energi baru dan terbarukan di sisi hulu terus dilakukan. Tetapi, yang meng-absorb energi itu juga harus dikembangkan dan jawabannya itu ialah kendaraan bermotor," kata dia.

“Kita merupakan salah satu dari sedikit negara yang memproduksi otomotif di dunia,” tambah Yan.

Walaupun hal tersebut tidak kompatibel dengan tingkat kepemilikan kendaraan masyarakat di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain ASEAN, seperti Singapura, Myanmar, Malaysia, dan negara-negara lainnya.

Baca juga: Resmi, PKB dan BBNKB untuk Kendaraan Listrik Jadi 0 Persen

Ilustrasi mobil listrik Hondadok.Honda Ilustrasi mobil listrik Honda

Namun pihak Kemenperin optimis masih ada kesempatan lewat kemudahan dan insentif terhadap kepemilikan kendaraan berbasis listrik yang telah dicanangkan oleh pemerintah saat ini.

“Kalau kita lihat kepemilikan kendaraan saat ini masih relatif kecil. Per seribu orang baru 99 orang yang memiliki kendaraan. Jadi masih banyak kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan kendaraan melalui berbagai kemudahan yang telah disediakan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau