JAKARTA, KOMPAS.com - Mitigasi risiko pada kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), merupakan suatu aspek yang penting untuk memastikan keamanan penggunaan sepeda motor maupun mobil listrik, terkhusus ketika terjadinya kebakaran.
Sebab, dijelaskan oleh CEO PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi (FAST) Willy Hadiwijaya, api yang ditimbulkan dari baterai lithium ion memiliki daya sembur api mencapai 1.600 hingga 2.000 derajat celsius.
"Sehingga penanganan kasus kebakaran kendaraan listrik itu khusus, alatnya (alat pemadam api ringan/APAR) juga tidak bisa sembarangan," kata Willy di Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2023, Rabu (17/5/2023).
Baca juga: Moeldoko Ajak Masyarakat untuk Konversi Mobil Klasik
"Saat ini, APAR yang beredar di pasaran hanya bisa memadamkan api sampai 600 derajat (celsius) saja. Hal ini malah bisa memacu api semakin besar apalagi yang berbasis powder," lanjut Willy.
Oleh karena itu, FAST memperkenalkan APAR khusus yang bisa memadamkan kebakaran kendaraan listrik. Prosesnya pun disimulasikan pada ajang tahunan tersebut.
Hanya saja ia mengakui bahwa pemadaman api akibat terbakarnya baterai di kendaraan listrik bisa dilakukan jika penyebarannya belum terlalu besar.
"Dari namanya saja sudah pemadam api ringan, jadi kalau sudah besar lebih sulit dan memang harus ada penanganan dan alat khususnya lagi," kata Willy.
Baca juga: Tianneng Group Resmi Masuk Industri Baterai BEV Indonesia
"Salah satu yang kita dorong sekarang ialah penggunaan sensor pemadaman otomatis apabila ada kebakaran seperti yang ada di hotel ataupun rumah-rumah," ujarnya.
"Jadi ketika ada indikasi baterai terbakar, langsung aktif pemadamnya tanpa menunggu pemilik atau pengemudi mengambil APAR, lalu mencari bagian yang terbakar. Itu memakan waktu sementara penyebaran api cukup cepat," lanjut Willy.
Kendati demikian, ia menyebutkan sebenarnya kasus baterai kendaraan listrik terbakar sangat minim. Sebab pada komponen tersebut ada Battery Management System (BMS) yang dapat mengontrol kondisi baterai serta suhu-nya.
Baca juga: Pentingnya Insentif Bagi Ekosistem Bus Listrik
Hal ini terbukti dari proses simulasi pembakaran baterai lithium ion yang dilakukan perseroan pada hari pertama penyelenggaraan PEVS 2023. Di mana, waktu yang dibutuhkan untuk baterai benar-benar terbakar ketika disulut api langsung sampai 3 menit lebih.
"Kebakaran baterai lithium ion adalah reaksi kimia, dan senyawa potassium dalam AF31 memadamkan dengan cara memecah reaksi tersebut. Selain memadamkan, risiko re-ignite (api menyala kembali) bisa dihilangkan,” ujar Randall Hart, Pakar Formulasi Kimia FAST.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.