JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap ban sepeda motor memiliki tingkat tekanan udara yang berbeda-beda. Umumnya, ada dua rekomendasi yang diberikan pabrikan, saat berbonceng atau berkendara sendiri.
Tapi sayang, banyak pemilik motor tak memperhatikan soal tekanan udara. Jadi ada yang dibiarkan kempes atau di bawah standar, atau malah berlebihan, tidak tahu berapa ukuran standarnya.
Padahal ada beberapa kerugian membiarkan tekanan udara ban tak sesuai yang direkomendasikan pabrikan.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Cairan Antibocor Bisa Merusak Pelek dan Ban Motor
Dodiyanto, Senior Brand Executive & Product Development PT Gajah Tunggal Tbk, produsen ban IRC mengatakan, dampak saat tekanan udara di ban kurang dari rekomendasi ada tiga, salah satunya bikin boros BBM.
"Pertama motor terasa berat buat manuver, kedua boros bahan bakar, ketiga jika dipakai terus menerus, ban akan stress," kata Dodiyanto kepada Kompas.com, Kamis (23/3/2023).
Motor terasa berat karena ban yang seharusnya menggelinding malah ada hambatan. Selain itu, kontak area telapak ban jadi lebih banyak dari semestinya, jadi tarikan motor berat, berujung BBM lebih boros.
Baca juga: Honda Scoopy Versi Minion Meluncur, Cuma Ada 6.000 Unit
"Ban yang stres berdampak jadi habis tidak merata, ban bisa benjol, sampai retak di bagian sidewall atau dinding ban," kata Dodiyanto.
Lalu, jika tekanan udaranya terlalu tinggi, malah membuat pengendara tidak nyaman. Pertama pengereman jadi tidak sempurna, manuver jadi tidak baik karena terlalu ringan dan kontak area ban ke aspal jadi kecil.
"Makanya, tekanan ban sangat berpengaruh, walau suka diabaikan karena kelihatan sepele," kata Dodiyanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.