JAKARTA, KOMPAS.com - Terjadi kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan roda empat di dekat Bundaran Senayan, Jalan Jenderal Sudirman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (19/3/2023).
Insiden tersebut melibatkan lima mobil, yakni Mitsubishi Pajero, Nissan X-Trail, Mitsubishi Strada, dua unit Daihatsu Sigra.
Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Jhoni Eka Putra menjelaskan, kecelakaan tersebut disebabkan karena sopir Mitsubishi Pajero berinisial GH mengantuk.
Baca juga: Oli Mesin Cepat Mengental, Ternyata Ada Aturan Khusus
“GH mengemudikan mobil Mitsubishi Pajero dengan nomor polisi BE 1184 GH dari arah semanggi menuju Blok M. Sesampainya di sekitar lampu merah Bundaran Senayan, GH tak mampu mengendalikan mobil karena mengantuk,” ucap Jhoni dikutip dari Kompas.com, Minggu (19/3/2023).
Sopir Pajero itu belum sempat menurunkan kecepatan, alhasil kecelakaan tak bisa dihindarkan. Hingga merembet dan terus menabrak Nissan X-Trail, Mitsubishi Strada, dan dua unit Daihatsu Sigra yang pada saat itu ada di depannya, sedang berhenti menunggu lampu merah.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, faktor paling besar penyebab kecelakaan di jalan raya adalah kesalahan pengemudi. Ada saja kejadian mobil menabrak benda lain karena pengemudinya mengantuk.
“Menyetir sambil mengantuk sudah jelas bisa membahayakan dirinya dan orang lain. Mengantuk bisa membuat pengemudi berada di posisi setengah sadar. Artinya, mata tidak bisa membaca lalu lintas dengan benar dan otak sudah tidak dapat merespon situasi lingkungan,” kata Sony.
Sony melanjutkan, pengemudi yang mengantuk setengah dari pikirannya sudah berada di bawah alam sadar. Jadi tentu ketika menyetir, pengemudi tidak bisa membaca situasi lalu lintas yang ada di depannya.
“Perilakunya loss, ketika mengemudi ya hanya lurus tanpa kontrol dan berhenti ketika sudah menabrak objek di depan atau samping kiri kanannya,” kata dia.
Baca juga: Bahaya Mengantuk, Mobil Tabrak 6 Pengendara Sepeda di PIK
Menurut Sony, mengantuk sebetulnya adalah hal yang disadari oleh pengemudi. Hanya saja mereka malas untuk beristirahat, dan tak sedikit yang merasa tanggung atau ingin cepat sampai tujuan padahal sudah mengantuk.
Tidak jarang juga yang bertindak menyiasati dengan merokok, ngobrol, minum kopi bernyanyi dan sebagainya, padahal otak sudah lemah.
Baca juga: Modifikasi Jimny Berwajah Defender, Kental dengan Nuansa Offroad
“Cara benar menyiasati kantuk adalah harus berhenti, tidur atau lakukan refresh merangsang otot, otak dan syaraf,” ujar Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.