Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos atau Fakta, Bensin Bisa Basi jika Kendaraan Lama Tidak Dipakai?

Kompas.com - 15/03/2023, 08:12 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Aditya Maulana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Satu kendala yang umum dijumpai jika kendaraan lama didiamkan, yaitu bensin basi. Hal ini cukup mengganggu, tapi penanganannya mudah.

Bensin basi terjadi karena adanya perubahan struktur molekul bensin akibat pemuaian air yang terkandung di dalamnya.

“Bensin itu punya kandungan air, walaupun persentasenya sangat sedikit. Air itulah yang akan memuai dan merusak struktur bensin. Mungkin analoginya serupa dengan fermentasi,” kata Anto Hananto, Kepala Bengkel AHASS 88 kepada Kompas.com, Selasa (14/3/2023).

Cepat atau lambatnya pemuaian tersebut tergantung pada kelembapan udara di sekitar kendaraan. Biasanya, bensin basi lebih cepat terjadi pada kendaraan yang dibiarkan mangkrak di luar.

Baca juga: Lexus Indonesia Mulai Fokus Jual Mobil Hybrid dan Listrik

ilustrasi bensin eceran di wadah kacaKOMPAS.COM/IDHAM KHALID ilustrasi bensin eceran di wadah kaca

Anto menuturkan, bensin basi memiliki ciri-ciri khusus yang pasti bisa langsung terbaca, yakni perubahan bau atau aroma.

“Kalau bensin basi, baunya kecut (masam) seperti campuran air cuka. Pasti langsung ketahuan karena baunya berbeda sekali dengan bensin segar,” ujarnya.

Terkait cara penanganan dan dampaknya pada kendaraan, Anto menjelaskan cara penanganan bensin basi cukup mudah, hanya saja, dampaknya tidak bisa diprediksi.

Untuk penanganannya, pengguna hanya perlu mengosongkan tangki bensin dan menguras dengan bensin segar sebanyak satu kali.

“Dampaknya enggak bisa diprediksi. Kasus terparah adalah tangki bensin keropos dan berkarat, ini bahaya karena bisa terjadi kebocoran,” ujarnya.

Mencegah bensin basi pada kendaraan sebenarnya sangat mudah, yang terpenting adalah pengguna rutin berkendara dan mengganti bensin walau hanya sesekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau