JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ini, kembali ramai di media sosial terkait perilaku oknum turis di Bali. Tak sedikit dari wisatawan mancanegara (wisman) ini yang melanggar aturan lalu lintas.
Padahal, salah satu penyebab utama dari kecelakaan adalah pelanggaran aturan lalu lintas. Sehingga, sangat berbahaya jika dibiarkan.
Perilaku oknum wisman di Bali dianggap mulai meresahkan, apalagi yang menyewa motor. Banyak turis yang menyewa motor di Bali, karena motor dinilai sebagai kendaraan paling mudah dan terjangkau untuk disewa.
Baca juga: Pelat Nomor Rusia di Bali, Turis Juga Tak Pakai Helm dan Punya SIM
Tapi, tak sedikit dari para wisman ini yang malah jadinya menganggap sepele. Sehingga, para turis ini berani untuk bertindak ugal-ugalan di jalan.
View this post on Instagram
Beberapa kelakuan wisman juga diunggah di akun Instagram @thecanggupole, mulai dari yang ugal-ugalan hingga belum mahir naik motor.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengatakan, Bali merupakan surganya dunia. Banyak bule atau pendatang yang merasa bebas melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya, terutama di jalan raya.
Baca juga: Bukan Thailook, di Bali Ramai Pelat Nomor Nama Rusia
"Menurut saya, ini sudah kebablasan dan harus ditertibkan. Kita memang dalam taraf memajukan pariwisata, tapi tetap menjaga perilaku serta kearifan lokal," ujar Sony, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Menurut Sony, para oknum turis ini adalah masyarakat yang tertib di negaranya. Dengan keterbatasan ruang gerak mereka di negaranya dan di Bali para turis tersebut merasa bebas mengeksplorasi diri.
"Tanpa tindakan yang tegas dari pihak yang berwajib justru membuat citra Pulau Bali menjadi jatuh dan bisa dijauhkan oleh pelancong, karena dinilai banyak bahayanya," kata Sony.
View this post on Instagram
Namun, mungkin akan menjadi dilemma juga bagi masyarakat lokal yang memiliki usaha penyewaan motor. Jika diperketat persyaratan untuk penyewaan motor, maka bisa saja pendapatannya menurun. Tapi, jika dibebaskan, bisa juga merugikan jika motor yang disewa sampai mengalami kerusakan.
"Inilah masalahnya, sementara masyarakatnya lagi berusaha bangkit dari keterpurukan ekonomi. Enggak dikasih, enggak ada pemasukan, tapi kalau dikasih bisa bikin kendaraan rusak," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.