Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Etika Memberikan Jalan kepada Pengguna Kendaraan Lain

Kompas.com - 25/02/2023, 11:12 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Berbagi jalan antar pengguna kendaraan menjadi kebiasaan baik dan patut di contoh. Selain risiko kecelakaan berkurang, etika semacam itu mengajak orang lain untuk tertib berlalu lintas. 

Saat berkendara di jalan raya, biasanya pengendara roda dua maupun roda empat saling egois untuk mengakui kesalahan. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dashcam Indonesia (@dashcamindonesia)

Dalam unggahan @dashcamindonesia, terlihat pengemudi menghadapi dengan penuh kesabaran saat jalurnya di potong. 

Hal tersebut patut dijadikan contoh, mengingat kondisi psikologis dan kejiwaan yang tetap tenang walaupun emosi bergejolak. 

Menurut Founder & Training Director Jakarta Defensive (JDDC) Driving and Consulting Jusri Pulubuhu, kesadaran untuk saling mengalah dan menghargai pengguna jalan lainnya merupakan tindakan yang sportif. 

"Emosi boleh tapi tetap kontrol diri. Jangan main klakson sembarangan, atau saling balas. Bila ada apa-apa yang rugi kan diri kita sendiri," kata Jusri. 

Baca juga: Ketahui Bahaya Blind Spot Saat Berkendara di Belakang Truk

Perlu di ingat, memotong jalur orang lain sangat membahayakan keselamatan dan bila jarak terlalu dekat rawan menyebabkan pengereman mendadak. 

Masalah tersebut bisa merugikan banyak pihak, menurut Jusri, risiko tabrak belakang meningkat karena tidak ada ruang bermanuver. 

Kondisi puteran balik di dekat Apartemen Margonda Residence 1 dan 2  Jalan Raya Margonda.KOMPAS.com/M Chaerul Halim Kondisi puteran balik di dekat Apartemen Margonda Residence 1 dan 2 Jalan Raya Margonda.

"Bahayanya bagi pengemudi di belakang, susah memperkirakan jarak aman pengereman yang cukup. Enggak ada waktu menghindar, mau belok bisa tambah parah, salah perhitungan," ucap Jusri. 

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, kontrol diri dalam kondisi darurat menjadi lebih baik. 

Ketenangan, konsentrasi dan reaksi kesigapan masih terjaga untuk menghindari bahaya yang terjadi. 

Impresi berkendara Honda WR-V di BaliKOMPAS.com/STANLY RAVEL Impresi berkendara Honda WR-V di Bali

"Mengambil keputusan tetap tenang, pikiran dan perhitungan risiko masih masuk akal. Tidak kaget adanya pengendara lain yang datang tiba-tiba memotong jalur," paparnya. 

Biar tidak terjadi masalah, Sony mengingatkan, pentingnya komunikasi isyarat ketika hendak berpindah jalur. Tujuannya, agar tidak merugikan orang lain karena mempertahankan hak dan prioritasnya. 

Baca juga: Mengemudi dalam Keadaan Emosi Risiko Kecelakaannya Semakin Besar

"Jangan main potong jalur, ada etikanya, sein wajib diperhatikan. Orang lain yang punya hak biarkan memberikan izin atau tidak. Kalau ada respon negatif, segera batalkan niat untuk ambil jalur," kata Sony. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau