Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kecelakaan BMW Masuk Parit, Ingat Jalan Raya Bukan Arena Drifting

Kompas.com - 24/02/2023, 07:12 WIB
Aprida Mega Nanda,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Viral di media sosial video yang memperlihatkan satu unit BMW tercebur ke dalam parit, tepatnya di depan McDonald's Emerald Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Video tersebut diunggah oleh salah satu akun Instagram bernama @abouttng. Dalam rekaman tersebut terlihat satu unit mobil BMW yang mengalami kerusakan cukup parah pada bagian depan.

Para warga yang berada disekitar tempat kejadian itu pun terlihat berusaha membantu mengeluarkan sedan mewah asal pabrikan Jerman itu dari parit yang cukup dalam.

Baca juga: Sudah Ada 282 Motor Listrik yang Lolos Uji Tipe

Berdasarkan narasi unggahan tersebut, seorang warga di sekitar lokasi mengaku hal itu terjadi saat pengendara yang diduga anak muda berusaha melakukan drifting. Namun gagal, hingga akhirnya mobil terperosok ke dalam parit. Beruntungnya tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Perlu digaris bawahi bahwa perilaku tak bertanggung jawab dan ceroboh dari pengguna kendaraan di jalan berisiko membahayakan. Seperti salah satunya pengemudi mobil yang memacu kendaraan dengan cepat dan gagal melakukan drifting.

Jika tidak terkontrol, akibatnya bisa fatal dan mencelakai orang lain yang berada di sekitar.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by About Tangerang (@abouttng)

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, drifting ini olahraga otomotif yang menitik beratkan pada sudut slip ban belakang atau istilahnya kendaraan dibuat oversteer.

“Olahraga driffing ini butuh skill tinggi yang dilakukan seorang pengemudi agar sudut slipnya terjaga di sudut tikungan dan ini tidak mudah, karena butuh latihan, jam terbang dan dasar teori yang benar serta modifikasi pada kendaraan yang disesuaikan dengan kemampuan drifternya,” ucap Sony kepada Kompas.com, Kamis (23/2/2023).

Sony melanjutkan, tidak sedikit anak-anak muda yang sering menantang satu dengan lainnya di tikungan jalan dan itu tempat-tempat umum. Harus disadari bahwa hal seperti itu memiliki banyak bahaya.

Baca juga: Cobain Kawasaki KLX 150 di IIMS 2023, Tampilan Baru Pakai Mesin Lama

“Pertama, di jalan umum banyak berseliweran kendaraan lain. Kemudian, barriernya adalah trotoar, pohon, kali dan lain-lain. Selain itu penggunaannya juga minim, bahkan hampir tidak ada. Pengemudi tidak pakai wearpack helm dan lain-lain. Serta jalan bisa saja berubah-ubah, mulai dari genangan air, bumpy dan lain-lain,” ucap Sony.

Maka dari itu ia mengimbau pengguna kendaraan bermotor roda empat tidak melakukan aksi berbahaya tersebut kecuali di arena.

“Drifter pro saja kadang ada loss controlnya, tapi yang ditabrak kan barrier buatan dan di closed area, sehingga bahaya nya kecil. Sewa arena memang mahal, saran saya lebih baik ikut komunitas, jadi bisa patungan sewa arena, menambah ilmu, bertukar informasi dan skillnya terasah dengn benar,” kata Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau