Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER OTOMOTIF] Beredar Video Warga Sabotase Kamera CCTV di Jalan Raya | Alasan PO Raya Menolak Punya Bus Tingkat

Kompas.com - 09/02/2023, 06:02 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Video viral di media sosial memperlihatkan warga Myanmar melakukan perusakan kamera Closed Circuit Television (CCTV) di bawah lampu Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL).

Dalam video yang diunggah akun Instagram, infia_fact, perusakan tersebut dilakukan oleh beberapa orang menggunakan galah yang dilengkapi dengan kail, sebagai bentuk protes warga Myanmar akibat kudeta militer.

Selain itu, berbagai Perusahaan Otobus (PO) saat ini memang banyak yang mengandalkan bus tingkat sebagai kendaraannya.

Bahkan, kepemilikan bus dua lantai tersebut kadang jadi indikasi seberapa premium perusahaan tersebut. Namun, penggunaan bus tingkat dirasa tidak perlu untuk salah satu PO legendaris, yakni Raya.

Sampai saat ini, PO Raya hanya menggunakan bus dengan satu lantai atau single deck. Selain bodi yang sama, PO Raya juga kebanyakan menggunakan sasis yang seragam, di kelas GVW 15 ton-16 ton. Sasis yang banyak digunakan seperti Mercedes Benz OH 1626, 1526, 1521, dan generasi sebelumnya.

Baca juga: Makin Pintar, Kamera ETLE Bisa Baca Kendaraan yang Belum Bayar Pajak

Berikut 5 artikel terpopuler di kanal otomotif pada Rabu 8 Februari 2023:

1. Beredar Video Warga Sabotase Kamera CCTV di Jalan Raya

Meski terjadi di Myanmar, hal serupa bisa saja terjadi di Indonesia. Apalagi saat ini polisi sudah tidak melakukan penilangan manual sehingga peran kamera CCTV alias kamera ETLE sangat penting.

Salah satu hal yang terjadi di Indonesia ialah para pengemudi mengelabui kamera ETLE dengan cara mencopot pelat nomor, atau menggunakan pelat nomor palsu agar identitas kendaraan tidak terlacak.

Baca juga: Beredar Video Warga Sabotase Kamera CCTV di Jalan Raya

2. Alasan PO Raya Menolak Punya Bus Tingkat

Santo, salah satu pekerja di PO Raya sejak 1960-an mengatakan, bus tingkat menurut perusahaan punya nilai bisnis yang kurang baik. Jadi bisa dikatakan tidak menguntungkan kalau digunakan sebagai bus reguler.

"Bus itu lain dengan truk. Kalau truk besar, muatan (yang bisa diangkut) lebih berat, ongkos lebih tinggi. Kalau bus sama (pendapatannya), apalagi kalau sepi," ucap Santo kepada Kompas.com belum lama ini.

Misalnya, bus tingkat cuma mengangkut 12 orang, bus single deck juga bawa 12 orang. Pendapatan dari tiketnya sama, tapi pengeluaran untuk bus tingkat (modal) tentu lebih besar.

Baca juga: Alasan PO Raya Menolak Punya Bus Tingkat

3. Siap-siap, All New Agya dan Ayla Segera Meluncur

Kabar peluncuran generasi terbaru Daihatsu Ayla dan Toyota Agya semakin santer terdengar. Seperti diketahui, Ayla dan Agya merupakan low cost green car (LCGC) hasil kolaborasi antara Toyota dan Daihatsu.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau