JAKARTA, KOMPAS.com - Vice President PT Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto meyakini bahwa industri otomotif tahun depan akan tetap cerah meski terdapat ancaman inflasi dan suku bunga yang sudah diproyeksikan mengalami kontraksi.
Keyakinan tersebut karena daya beli masyarakat Indonesia sudah mulai pulih usai pandemi Covid-19 dua tahun belakangan dan tingkat ekonomi nasional yang cukup stabil. Tak hanya itu, industri otomotif pun sedang bergerak sangat masif bahkan hampir sampai di level pra pandemi.
"Tercatat bahwa penjualan Januari-November 2022 sudah di atas 941.000 unit. Angka ini menginkat 19,2 persen dibanding periode yang sama tahun 2021 lalu dan hampir menyamai penjualan sebelum pandemi Covid-19 (1,2 juta unit)," kata dia, Kamis (8/12/2022).
Baca juga: Banyak Maling di Bus AKAP, Ini Cara Aman Hindari Kehilangan Barang
"Tahun depan, kelihatannya ekonomi kita cukup stabil. Tetapi memang ada kehati-hatian pada inflasi dan suku bunga. Kita tetap optimis tahun depan pasti akan lebih baik dari tahun ini," lanjut Henry.
Mengingat, lebih dari 80 persen pembelian mobil di Indonesia menggunakan skema kredit atau cicilan. Sehingga gejolak pada suku bunga, tentu mempengaruhi daya beli masyarakat atau pasar otomotif.
Adapun mengenai kendala cip semikonduktor yang kerap berimbas terhadap manufaktur di Tanah Air, dikatakan pula sudah mulai membaik dibanding kuartal II/2022 kemarin. Tetapi memang isu tersebut masih menjadi perhatian khusus.
"Inflasi ini kan terjadi secara global dan diproyesikan juga memang akan ada inflasi yang lebih besar dibandingkan tahun ini. Pasti akan berdampak kepada total industri, kalau kami sendiri kita akan menyikapinya akan selalu memberikan yang terbaik walau ada keadaan itu," kata Henry.
"Kalau saya prediksi, market at least akan sama seperti tahun ini di 2023 mendatang," tambah dia.
Baca juga: Kemenperin Percepat Bangun Ekosistem Industri Semikonduktor
Sebelumnya disebutkan bahwa Pemerintah RI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di 2023 bisa mencapai 5,3 persen. Hal terkait karena pasar sudah kembali ke kondisi pra-pandemi, yang mana pertumbuhan investasi mulai bergerak positif pula.
Kemudian konsumsi rumah tangga diperkirakan juga akan tetap kuat meski diakui, terdapat ancaman inflasi di atas 3,61 persen dan bunga acuan BI naik mencapai 6,25 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.