Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penetrasi Mobil Listrik Perlu Dibarengi Industri Daur Ulang Baterai

Kompas.com - 03/12/2022, 13:42 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Selain menyiapkan produk dan kesiapan pasar, seyogyanya pemerintah maupun perusahaan otomotif turut menyiapkan industri yang fokus untuk mendaur ulang baterai kendaraan listrik.

Dradjad Irianto dari Kelompok Keahlian Sistem Manufaktur Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan, industri daur ulang perlu menjadi bagian dari ekosistem mobil listrik.

Hal ini diperlukan agar penetrasi mobil listrik tak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar.

Baca juga: Toyota Bakal Luncurkan Mobil Hybrid Grand Highlander pada Awal 2023

"Di Thailand sudah ada. Tapi hingga saat ini Indonesia belum memiliki industri daur ulang," ujar Dradjad, dalam webinar Strategi Transisi Pengembangan Teknologi Elektrifikasi dan Manajemen Unit In Operation Menuju Net Zero Emission di Indonesia (1/12/2022).

Menurutnya, baterai mobil listrik memiliki usia pakai optimal dalam periode tertentu. Apabila kualitasnya sudah menurun, maka baterai tersebut tidak dapat lagi digunakan.

"Tapi baterai itu masih bisa dipakai untuk beberapa keperluan. Contohnya adalah untuk super capasitor," ucap Dradjad, yang merupakan dosen sekaligus guru besar ITB.

Baca juga: Honda Siapkan Motor Listrik Harga Rp 16 Jutaan?

Kemudian, baterai bekas juga bisa digunakan sebagai power bank untuk penunjang penggunaan panel surya. Sehingga bisa mendorong penerapan panel surya yang lebih masif dalam rumah tangga.

Sementara itu, Dradjad juga mengatakan, baterai memegang peranan kunci pada ekosistem mobil listrik. Oleh sebab itu, pengelolaan baterai yang baik bakal menunjang penggunaan mobil listrik ke depan.

Baca juga: Media Bahrain Ungkap Konsekuensi jika Timnas Mereka Kalah dari Indonesia 

“Saat ini masih lithium ion (Li-ion) dan nikel metal hybrid (NiMH). Ke depan mungkin ada teknologi yang lain, solid state dan sebagainya yang akan menggantikan teknologi sebelumnya,” kata Dradjad.

“Kita ingin makin efisien, makin besar dayanya, makin cepat charging-nya, dan sebagainya. Jadi secara total akan lebih baik,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
setuju...biasanya mah nunggu jadi sampah yg merusak baru bergerak


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau