JAKARTA, KOMPAS.com – Salah satu acara dalam hari kedua gelaran B20 Summit Indonesia 2022, menampilkan CEO dan Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Anindya Bakrie dan CEO Tesla Elon Musk yang berdialog soal kendaraan listrik.
Dalam diskusi tersebut, Elon Musk memuji kalau Indonesia sudah siap untuk membangun industri baterai kendaraan listrik terintegrasi, karena Indonesia memiliki cadangan nikel melimpah.
Ia juga mengatakan, Indonesia telah memberikan kontribusi yang signifikan dengan produksi bahan-bahan penting untuk manajemen di bidang tersebut, salah satunya nikel.
Baca juga: Innova Diesel Stop Produksi? Ini Kata Toyota
Dia menjelaskan nikel adalah bahan utama dalam baterai lithium terutama untuk kendaraan listrik jarak jauh.
"Tetapi lithium sebenarnya hanya beberapa persen dari berat baterai. Padahal nikel sebenarnya merupakan mayoritas berat baterai,” ujar Elon Musk, disitat dari tayangan Youtube B20 Summit Indonesia (14/11/2022).
“Itu seharusnya sangat penting, karena membutuhkan baterai dengan kepadatan energi yang sangat tinggi," kata dia.
Baca juga: Punya Tenaga Besar, tapi Honda WR-V Minus Beberapa Fitur Ini
Elon Musk menambahkan, Indonesia bisa menjadi negara yang hebat dalam membangun ekosistem kendaraan listrik sebab memiliki potensi yang besar dalam bahan baku baterai kendaraan listrik.
“Dengan adanya konektivitas dan edukasi, saya pikir Indonesia akan menjadi negara hebat di dunia,” ucap Elon Musk.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yakin bos Tesla Inc, Elon Musk, tertarik untuk membangun pabrik kendaraan bermotor listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia.
Baca juga: Presiden Amerika Serikat Joe Biden Pakai The Beast buat KTT G20
Pasalnya, Tanah Air memiliki berbagai aspek yang mendukung terciptanya atas ekosistem industri terkait. Saat ini, proses negosiasi mengenai hal tersebut masih berlangsung.
"Kami masih dalam proses berbicara dengan Elon Musk, dengan Tesla. Tetapi saya meyakini, Tesla akan membangun pabrik baterai dan industri mobil di Indonesia," kata Jokowi dalam wawancara dengan Pemimpin Redaksi The Economist, dikutip dari siaran YouTube (13/11/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.