SEMARANG, KOMPAS.com - Menjaga tekanan udara pada ban, menjadi salah satu bentuk perawatan yang wajib diperhatikan pemilik mobil.
Berkendara dengan ban yang kurang udara atau kempis, sangat tak direkomendasikan karena bisa merugikan.
Selain ban bisa bocor dan menghambat perjalanan, imbas tekanan udara yang kurang juga membuat handling, serta laju mobil menjadi berat yang berdampak pada borosnya bahan bakar.
Tak hanya itu, dengan tekanan udara yang kuran juga membuat umur pakai ban menjadi lebih singkat. Hal tersebut karena membuat karet kompon tidak elastis, kerusakan seperti ban benjol lebih berpeluang terjadi.
Baca juga: Innova Hybrid Pakai Platform TNGA dan Fitur Sunroof
Banyak pemilik mobil menilai penggunaan nitrogen menawarkan keuntungan berlebih, ban dianggap lebih lentur. Sehingga handling dan kenyamanan berkendara jadi nyaman.
Namun mendapatkan nitrogen dengan mudah masih menjadi kendala, terutama di daerah-daerah kecil yang kebanyakan masih menawarkan pengisian dengan angin biasa.
Lantas apakah aman mencampur nitrogen dengan udara biasa?
Product Development Manager Otobox Supermarket Ban Indonesia Aan Nugroho mengatakan, tekanan udara angin biasa dan nitrogen memiliki perbedaan karakter.
"Efeknya kenyamanan sampai usia pemakaian ban. Perbedaan molekul udara seperti pertemuan kutub positif dan negatif, saling bertolak belakang. Suhu di dalam ban jadi tidak stabil," kata Aan kepada Kompas.com, Sabtu (29/10/2022).
Baca juga: Ini yang Dirasakan Pengemudi Saat Ban Mobil Kempis di Jalan
Karakter yang bertolak belakang tersebut langsung terasa pada performa saat ban digunakan berkendara, jadi lebih keras dari biasanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.