SEMARANG, KOMPAS.com - Rem tangan pada mobil, tugasnya menahan laju kendaraan bila berhenti dalam waktu lama.
Namun, soal penggunaan rem tangan ada aturannya. Banyak yang sering salah kaprah mengaktifkan rem tangan terutama di lokasi parkir.
Hal jadi pro dan kontra ketika berhenti di kemacetan atau lampu merah. Karena alasan lebih nyaman dan rileks saat mengantre, banyak yang memilih berhenti dengan rem tangan.
Sayangnya, banyak yang beranggapan hal itu keliru dilihat dari kacamata safety driving, pasalnya pengemudi dinilai kurang sigap membaca kondisi sekitar.
Lantas bagaimana yang benar?
Baca juga: Ini Penyebab Brebet pada Mobil Mesin Diesel
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengatakan, menggunakan rem tangan saat berhenti di lampu merah jadi pilihan yang tidak tepat.
Fokus pengendara berkurang, alhasil kesigapan untuk bereaksi terhadap lingkungan sekitar dalam kondisi darurat jadi turun signifikan.
"Saat berhenti dan rem tangan aktif, kesiapan pengendara mengantisipasi kondisi darurat dari berbagai sisi berkurang. Harusnya jika memakai rem kan sorot cahaya lampu juga jadi isyarat tanda berhenti untuk kendaraan di belakang," kata Sony kepada Kompas.com, Jumat (28/10/2022).
Pengendara yang berhenti di lampu merah karena nyaman malah bersantai-santai sambil bermain gadget, atau melakukan aktivitas yang mengurangi kecakapan bertindak mewaspadai keadaan darurat.
Baca juga: Alasan Innova Diesel Bekas Banyak Dicari Meski Harga Relatif Tinggi
Seharusnya, lanjut Sony, kewaspadaan potensi bahaya dari kendaraan sekitar meningkat, terutama kesigapan merespon risiko saat terjadi tabrak belakang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.