Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baterai BEV Wajib Murah

Kompas.com - 21/10/2022, 11:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Riset Teknologi Transportasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Aam Muharam mengatakan bahwa pengembangan komponen baterai perlu dilakukan agar membuat kendaraan listrik lebih ekonomis.

Pasalnya, baterai yang meliputi sistem pengisian merupakan komponen inti dari kendaraan listrik selain motor penggerak. Sementara teknologi tersebut, kini pasokannya masih terbatas karena baru beberapa negara yang menguasainya.

Sehingga dari jangkauan ekonomi, harga kendaraan bermotor listrik di dalam negeri sekarang diakui masih cukup mahal. Tapi, pengembangan baterai akan terus berkembang semakin jauh sejalan pembentukan ekosistemnya di Tanah Air.

Baca juga: Highway Hypnosis Cenderung Berujung Kecelakaan, Sangat Berbahaya

Pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia pada 2025 sebagai salah satu upaya untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia pada 2025 sebagai salah satu upaya untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan.

Baterai sudah digarap oleh konsorsium BUMN, artinya sudah dipersiapkan karena kita kaya dengan bahan baku pembuatan baterai. Produksi motor penggerak juga sudah bisa ditemukan pada mitra-mitra industri lokal atau nasional," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (20/10/2022).

"Mitra industri juga bekerja sama dengan kami, karena BRIN didorong untuk kolaborasi. Sementara onderdil lainnya sama seperti kendaraan biasa,” lanjut Aam.

Hal serupa juga dinyatakan oleh Pelaksana tugas Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, Mego Pinandito dalam kesempatan terpisah. Menurutnya, ada tiga hal yang harus diupayakan agar kendaaan listrik semakin ekonomis.

Pertama, ialah membuat baterai yang memiliki daya jelajah tinggi, produksi motor produk dalam negeri, dan terakhir memperbanyak stasiun pengisian baterai.

"Apabila ekosistem ini dilakukan dengan sistematis maka akan memberikan harga kendaraan listrik yang relatif lebih murah," kata Mego.

Terlebih, keberadaan baterai pada kendaraan listrik memegang perenan penting karena sangat mempengaruhi 30-40 persen harga jual di pasar. Oleh karena itu, BRIN terus melakukan riset dan pengembangan baterai.

Baca juga: Pasar LSUV Naik 23 Persen di September 2022, Rush-Terios Kuasai Pasar

Mobil listrik Toyota bZ4X yang mengusung baterai lithium-ion berkapasitas 71,4 kWh Toyota Global Mobil listrik Toyota bZ4X yang mengusung baterai lithium-ion berkapasitas 71,4 kWh

Aam pun menekankan bahwa fokus riset kendaraan listrik BRIN saat ini adalah penguasaan teknologi kunci. Hal itu akan menjadi modal dalam pengembangan berbagai jenis kendaraan listrik mulai dari darat hingga perairan.

Membuatnya nanti menjadi solusi tantangan pengisian daya dan keterbatasan medan jalan, serta membuka peluang lahirnya pasar.

“Pengembangan teknologi akan menjadi kunci karena terbukti menelurkan industri baru diluar otomotif, seperti baterai, inverter, bahkan bengkel konversi termasuk layanan servis, serta skema waralaba SPKLU,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau