SEMARANG, KOMPAS.com - Penyakit mesin mobil pincang atau brebet jadi momok menyebalkan pengendara.
Biasanya gejala mesin pincang juga diikuti konsumsi bahan bakar minyak (BBM) boros dan tenaga mesin jauh berkurang.
Mesin mobil modern, sistem pengapian dan kompresi bahan bakar prosesnya di atur electronic control unit (ECU).
Analisa masalah mesin pincang tak mudah karena bisa menyangkut sejumlah komponen sistem pembakaran.
Lantas apa yang terjadi?
Baca juga: Cek Harga Toyota Raize Bekas, Mulai Rp 200 Jutaan
Sistem pembakaran mesin mobil mengenal koil sebagai alat penghantar listrik sebelum tercipta api di ruang bakar.
Koil bisa mati sendiri ketika terkena air, biasanya dari proses pencucian mesin mobil yang menggunakan air bertekanan tinggi.
Seperti diungkap Kepala Bengkel Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto, mesin kendaraan tipe koil on plug secara langsung akan terasa pincang jika salah satu koil mati.
"Pengapian mesin tidak seimbang, kinerja salah satu silinder mati tidak teraliri listrik. Mesin nyala normal, namun getarannya berlebihan dan tidak stationer," kata Bambang kepada Kompas.com, Kamis (20/10/2022).
Busi mati juga bisa jadi biang kerok mesin mobil pincang. Percikan api yang dihasilkan kecil dan gagal terdistribusi sampai ruang bakar.
Bambang mengatakan, sebelum mati total, performa busi menurun biasanya diawali tarikan mesin berat dan bahan bakar bertambah boros.
"Jika sensitif dan peka, gejala busi mati bisa diketahui dari performa mesin yang turun. Bahan bakar jadi boros dan kadang-kadang gejalanya seperti mesin tersendat," ucapnya.
Mesin juga terasa bergetar saat idle karena distribusi pengapian tidak rata.