JAKARTA, KOMPAS.com – Swap baterai saat ini menjadi salah satu alternatif yang disarankan bagi pengguna kendaran listrik. Di Indonesia sendiri, inovasi swap baterai baru bisa memenuhi kebutuhan dari pengguna motor listrik, meskipun belum ada standarisasi.
Saat ini jumlah Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia per Mei 2022 ada 369 unit dan masih dalam tahap pengembangan.
Baca juga: Lewat Pameran, Jeep Coba Goda Konsumen Indonesia
Bahkan, swap baterai ini diharapkan dapat menjadi dapat membuat kendaraan anti maling karena operator bisa memantau keberadaan baterai untuk kepentingan menjaga aset perusahaan.
Pengamat otomotif Bebin Djuana mengatakan jika ada kemungkinan swap baterai bisa dikembangkan untuk jadi anti maling.
“Artinya baterai tersebut harus terdaftar di sistem GPS dealer atau pabrik sehingga harus input data seperti identitas KTP. Alhasil maling tidak bisa dalam waktu singkat mengganti baterai tersebut karena pabrik punya kesempatan untuk menonaktifkan baterai sehingga kendaraannya tidak bisa ke mana-mana,” kata Bebin kepada Kompas.com, Senin (18/10/2022).
Kendati ada kemungkinan mampu dikembangkan ke arah sana, tapi Bebin juga mengatakan masih ada tantangan bagi Indonesia untuk mewujudkan inovasi tersebut.
Maka dari itu masih banyak hal yang dipersiapkan untuk mengembangkan swap agar bisa membuat kendaraan jadi anti maling.
“Network dari operator ini kekuatannya seperti apa karena ini kan bicara ke big data yah. Di negara yang kekuatan network dari broadbandnya tidak kuat maka mimpilah,” kata Bebin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.