JAKARTA, KOMPAS.com – Sony dan Honda telah mengumumkan bahwa mereka akan membentuk entitas baru untuk mengembangkan kendaraan listrik dan layanan mobilitas, melalui perusahaan Sony Honda Mobility.
Perusahaan ini didirikan pada bulan September dengan modal 10 miliar yen atau setara Rp 1 triliun, dengan Sony dan Honda masing-masing mengambil 50 persen saham.
Rencananya, perusahaan akan mulai menerima pesanan pada 2025, dengan pengiriman pertama diharapkan pada musim semi 2026 di AS.
EV baru akan dikembangkan dengan fokus pada perannya sebagai ruang hiburan, seperti menyediakan musik dan permainan, selain menawarkan elemen transportasi tradisional, seperti performa berkendara dan keselamatan.
Baca juga: Honda PCX 150 Mudah Dibobol Maling, Ini Kata AHM
"Pengiriman pertama diharapkan di Amerika Utara pada musim semi 2026. Di Jepang, pengiriman direncanakan akan dimulai pada paruh kedua 2026," ujar Yasuhide Mizuno, ketua perusahaan patungan, Sony Honda Mobility, disitat dari Nikkei (14/10/2022).
Mizuno mengatakan, bahwa mobil ini akan dibuat di pabrik Honda di Amerika Utara. Selain itu, perusahaan juga sedang mempertimbangkan untuk memasuki pasar Eropa.
Meski begitu, tidak disebutkan lokasi pabrik, platform EV, atau pemasok baterai karena sedang mempertimbangkan semua opsi termasuk sumbernya dari LG atau General Motors
Namun yang pasti, Honda akan berkontribusi pada proyek dengan keahliannya di bidang teknik, manufaktur, dan dukungan purna jual.
Baca juga: Modifikasi Suzuki XL7 Cocok buat Harian, Simpel tapi Ganteng
Model baru ini bertujuan untuk membantu kedua perusahaan mengejar ketinggalan di pasar EV, di mana pembuat mobil Jepang tertinggal dari perusahaan baru seperti Tesla dari AS dan BYD dari China.
Penantang potensial lainnya mungkin termasuk Apple, yang juga dilaporkan mengembangkan lini EV-nya sendiri.
Presiden dan CEO Sony Izumi Kawanishi, mengatakan, usaha patungan ini bermaksud untuk mempromosikan EV sebagai ruang untuk dinikmati bahkan saat tidak mengemudi.
Baca juga: Land Cruiser 78 dan 79 Jadi Mobil Operasional Freeport Indonesia
Ditanya tentang strateginya dalam kaitannya dengan pesaing seperti Tesla, Kawanishi menekankan bahwa perusahaan harus menang jika ingin memasuki bisnis.
“Hingga saat ini, mobil-mobil bersaing pada elemen pabrikan, seperti performa berkendara dan keselamatan,” ucap Kawanishi.
“Faktor-faktor seperti itu akan terus menjadi penting, tetapi perusahaan berharap untuk menambah nilai dengan menggabungkannya dengan teknologi perangkat lunak dan untuk bersaing di bidang ini,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.