Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos atau Fakta Harus Kurangi Tekanan Udara Ban Saat Musim Hujan?

Kompas.com - 06/10/2022, 08:31 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Ban menjadi salah satu komponen pada mobil yang harus mendapat perhatian khusus memasuki musim hujan.

Ada dua poin penting pemeriksaan ban, pertama soal kondisi fisik permukaan dan kembangannya, dan yang kedua masalah tekanan udara

Masalah nomor dua ternyata banyak yang salah kaprah. Tak sedikit pengendara mobil yang menganggap saat musim hujan harus mengurangi tekanan udaranya.

Kondisi tersebut dilakukan dengan alasan daya cengkeram ban ke permukaan aspal dianggap lebih baik, terutama saat melewati genangan air

Baca juga: PPnBM Berakhir, Harga LCGC Makin Mahal Bulan Ini

Hal tersebut tidak benar lantaran tekanan udara ban yang rendah daya cengkeram ban ke permukaan jalan justru sebaliknya, malah menurun. Lantas, bagaimanakah yang benar? 

Ban kurang tekanan angin Dicky Aditya Wijaya Ban kurang tekanan angin

Product Development Manager Otobox Supermarket Ban Indonesia Aan Nugroho mengatakan, tekanan udara ban yang baik dalam kondisi jalanan kering maupun basah harus sesuai rekomendasi pabrikan. 

"Harus sesuai rekomendasi pabrikan, pengaruhnya kan langsung ke daya cengkeram. Selain itu, juga berhubungan durabilitas dan usia pakai ban," kata Aan kepada Kompas.com, Rabu (5/10/2022). 

Baca juga: Peran Defogger pada Kaca Belakang Mobil Saat Cuaca Hujan

Lebih lanjut Aan menjelaskan, tekanan udara ban yang dikurangi berdampak contact patch atau area kontak permukaan ban tidak maksimal.

Kondisi ini tentu sangat berbahaya bagi pengendara lantaran rawan mengalami risiko aquaplaning

"Tekanan udara ban yang rendah bagian dinding samping ban akan lembek. Kemudian bagian permukaan ban tidak bisa berfungsi sebagai jalur air ketika melewati genangan. Ketika kecepatan tinggi, mobil bisa tergelincir," katanya. 

Banjir melanda Jalan Sultan Ageng Tirtayasa 1, Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Kamis (4/10/2022). Banjir menggenangi area tersebut setinggi 40-60 sentimeter.KOMPAS.com/ELLYVON PRANITA Banjir melanda Jalan Sultan Ageng Tirtayasa 1, Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Kamis (4/10/2022). Banjir menggenangi area tersebut setinggi 40-60 sentimeter.

On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal mengatakan, ban dengan tekanan udara yang tak sesuai berpengaruh terhadap stabilitas mobil. 

"Jika ban kurang tekanan udara akan membentuk V shape, sangat berbahaya di jalan tol, hal ini karena permukaan tengah ban tidak menapak sempurna ke permukaan jalan," kata Zulpata. 

Sementara itu, jika ban kelebihan tekanan udara yang akan terjadi adalah permukaan ban akan membentuk huruf U. Hal ini juga berbahaya lantaran hanya bagian tengah yang menyentuh permukaan jalan. 

Baca juga: Tips Merawat Bodi Mobil di Musim Hujan

Keduanya tidak memberikan daya cengkram ban maksimum yang dibutuhkan saat mobil melintasi genangan air.

Ilustrasi ban saat melintasi genangan air.DOK. BRIDGESTONE Ilustrasi ban saat melintasi genangan air.

"Ban kekurangan traksi, alur permukaan ban bagian tengah jadi cepat aus. Bahkan bisa berujung kerusakan ban," kata dia. 

Untuk itu, Zulpata menyarankan, tekanan udara ban yang ideal adalah sesuai standar pabrikan. Hal ini berlaku untuk medan jalan kering maupun basah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau