Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Fuso Hadapi Kenaikan Harga Solar

Kompas.com - 23/09/2022, 13:08 WIB
Azwar Ferdian

Editor

CIAMIS, KOMPAS.com - Kenaikan harga BBM bersubsidi (Pertalite dan Solar), menjadi salah satu tantangan buat pelaku industri otomotif khususnya produsen kendaraan niaga seperti PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) sebagai pemegang merek Mitsubishi Fuso di Indonesia.

KTB menyatakan, secara umum kenaikan harga BBM belum berdampak signifikan terhadap penjualan truk Fuso di Indonesia. Namun, KTB menyadari kenaikan harga BBM ini akan berpengaruh pada operasional para konsumen truk Fuso.

"Kenaikan harga BBM tentu menjadi kebijakan dari pemerintah yang ada di luar kapasitas kami sebagai produsen. Kami juga ikut mendukung kebijakan tersebut," jelas Duljatmono, Sales & Marketing Director, PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors, saat peresmian diler Suryaputra Sarana (SPS) di Ciamis, Kamis (22/9/2022).

Baca juga: Tren Desain Bus di Indonesia, Masih Double Glass atau Single Glass?

Duljatmono melanjutkan, secara umum kenaikan harga BBM akan berpengaruh pada biaya operasional konsumen. Akan tetapi, Duljatmono mengatakan pihaknya belum bisa menilai apakah kenaikan harga BBM ini memberikan dampak pada penjualan.

Booth Fuso di ICE BSD, TangerangKOMPAS.com/Serafina Ophelia Booth Fuso di ICE BSD, Tangerang

"Saat ini yang kita lihat potensi bisnisnya. Kalau potensi bisnisnya berkembang saya kira konsumen akan tetap akan fokus ke potensinya. KTB akan membantu konsumen pada pelayanan purnajual, kita tetap menyiapkan strategi untuk tetap tumbuh dan berkembang," jelas pria yang akrab disapa Momon ini.

Baca juga: Jarak Tempuh Taksi Listrik Lebih Jauh, Tapi Cost Lebih Rendah

General Manager of Sales Unit PT KTB, Takumi Itaya, menambhkan, KTB akan siap membantu memberikan produk serta layanan purnajual yang maksimal. Artinya, meski harga BBM naik, namun konsumen tetap bisa melakukan efisiensi.

"Contohnya, efisiensi dari konsumsi bahan bakar. Truk kami sudah beralih dari Euro2 ke Euro4, sehingga konsumsi bahan bakar lebih efisien, kalau biaya naik, tapi konsumsi bahan bakarnya berkurang jadi dampaknya biaya lebih minimal," jelas Itaya.

KTB sampai Agustus 2022 masih mencatatkan diri sebagai pemimpin pasar dengan market share di level 42 sampai 43 persen, atau total volume mencapai 23.900 unit. Tren positif ini diharapkan bisa terjaga sampai akhir tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com