JAKARTA, KOMPAS.com - Penjualan kendaraan bermotor berbasis listrik di Indonesia kini tengah berada dalam perkembangan positif. Sepanjang Januari-Juli 2022, capaiannya sudah melebihi tahun lalu, yakni 4.849 unit.
Sekertaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan, kondisi tersebut masih didominasi oleh segmen menengah ke atas. Sementara konsumen kelas menengah ke bawah dengan daya beli Rp 300 juta ke bawah, masih menemui tantangan.
Lonjakan penjualan belum terjadi karena terkait harga jual. Selain itu, porsi pasar otomotif terbesar di Indonesia ada pada kelas menengah.
"Kalau kendaraan listrik bisa dibuat dan dijual dengan kisaran Rp 300 juta ke bawah, tentunya akan mendapat banyak minat. Di GIIAS 2022 kemarin saja, dengan kisaran Rp 300 juta, banyak peminat termasuk yang seri di Surabaya," kata Kukuh dalam webinar bersama Forwot, Kamis (15/9/2022).
Baca juga: Instruksi Jokowi, Kendaraan Dinas Pemerintahan Harus Kendaraan Listrik, Bisa Sewa Dulu
Kukuh berharap, kendaraan listrik bisa segera diproduksi di dalam negeri jadi harga jualnya bisa lebih kompetitif. Mengingat, bahan mentah untuk teknologi terkait sangat melimpah di Indonesia.
Selain itu, infrastruktur juga masih menjadi tantangan industri kendaraan listrik nasional. Sebab, faktor tingginya permintaan jenis kendaraan terkait kini masih jadi pertimbangan konsumen.
“Battery electric vehicle (BEV) itu adalah salah satu alternatif teknologi masa depan. Jangan lupa, kita juga punya alternatif lain seperti hybrid,” kata dia.
"Kalau harganya sudah bisa dijangkau konsumen lebih banyak, daya jelajahnya semakin baik, nanti secara alamiah kita harapkan akan tumbuh (permintaan), juga dengan infrastrukturnya," ucap Kukuh.
Baca juga: Begini Tahapan Konversi Motor Listrik Sampai Dapat Surat Resmi
"Kita juga tahu bahwa raw material kendaraaan listrik ada di sini. Kita harap nikel dan lain sebagainya bisa dikelola di sini (lokal Indonesia) sehingga di 2024 siap diproduksi, dipergunakan untuk kendaraan-kendaraan (listrik) buatan Indonesia," ucapnya lagi.
Diketahui, sektor otomotif merupakan salah satu industri jangka panjang yang sudah melibatkan sampai 1,5 juta total pekerja baik pada industri komponen (tier 1-3), manufaktur, showroom, sampai UMKM-nya.
Adapun kendaraan listrik sendiri, khususnya BEV merupakan salah satu alternatif energi masa depan yang memiliki keunggulan pada emisi dan konsumsi BBM.
Pemerintah sendiri, sejak beberapa tahun belakangan telah merilis berbagai kebijakan khusus untuk kendaraan listrik melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 dan turunannya.
Baca juga: Polisi Prioritaskan Data Kendaraan Listrik untuk Pemerintahan
Dalam beleid tersebut, terdapat beragam insentif yang bisa dinikmati pabrikan dan konsumen, baik secara fiskal maupun non-fiskal. Di antaranya, tax holiday, tax allowance, sampai super tax deduction.
Alhasil beberapa produsen mulai menghadirkan kendaraan sejenis. Bahkan beberapa di antaranya langsung produksi lokal seperti Hyundai Ioniq 5, Wuling Air EV.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.