Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AISI Klaim Krisis Cip Semikonduktor di Industri Roda Dua Sudah Selesai

Kompas.com - 15/09/2022, 18:01 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Beberapa sepeda motor lansiran Honda, Yamaha, ataupun merek lain yang tergabung dalam Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) terpantau sedang mengalami inden panjang.

Inden sepeda motor dalam kisaran mingguan sampai bulanan umumnya terjadi untuk model-model skutik.

Fenomena inden seperti ini sudah terjadi sejak awal tahun karena kelangkaan material bahan baku, salah satunya krisis cip semikonduktor. Meski begitu, saat ini AISI mengklaim masalah krisis semikonduktor sudah selesai.

Baca juga: Harga Wuling Air ev Long Range Tembus Rp 300 Juta di Surabaya

Ilustrasi cip semikonduktorTHEGUARDIAN.com/Vlad Deep/Alamy Ilustrasi cip semikonduktor

“Pabrikan terbesar kita yang ada di sini itu sudah solved semikonduktornya,” ujar Hari Budianto, Sekretaris Jenderal AISI, dalam konferensi virtual (15/9/2022).

Heri menjelaskan, krisis cip salah satunya disebabkan karena perang Rusia-Ukraina. Kemudian juga faktor lockdown di Shanghai, China.

“Pada saat itu permintaan semikonduktor itu turun dari sektor otomotif. Sedangkan produksi ini kan besar, kalau mereka enggak ada menyerap rugi juga,” ucap Hari.

Baca juga: Honda Siap Luncurkan Motor Baru, Sport atau Matik?

“Pada saat yang sama sektor telekomunikasi, sekolah online segala macam, itu naik permintaan. Itu salah satu yang naik paling tinggi elektronika. Sehingga slot untuk sektor otomotif, itu diredam sama sektor elektronika,” kata dia.

Hari menambahkan, ketika industri otomotif minta suplai semikonduktor, cip telah disiapkan untuk industri elektronik. Sehingga terjadilah krisis cip yang dialami sejumlah produsen roda dua belakangan ini.

“Itu ada strategic management. Salah satu merek kita sudah mencapai 524.000 unit pada Agustus, itu sudah rata-rata normal kita. Di empat bulan sisanya, kita harap bisa penuhi. Jadi kalau ditanya kapan, sudah solved kok,” kata Hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com