JAKARTA, KOMPAS.com - PO Lorena dan Karina akhirnya mengeluarkan bus baru miliknya dari Karoseri Laksana. Ada empat bus yang keluar dari karoseri yang terletak di Ungaran, Jumat (9/9/2022).
Sebenarnya, unit milik PO Lorena dan Karina sudah lama masuk ke Karoseri Laksana, tepatnya di akhir 2020. Namun dengan segala kondisi yang terjadi selama dua tahun ini, akhirnya empat bus keluar.
Masing-masing operator mendapatkan dua bus baru. PO Lorena memakai bodi Legacy SR2 HD Prime, sedangkan unit barunya PO Karina memakai bodi Suites Class.
Selain itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar penjualan kendaraan bermotor dengan bahan bakar minyak (BBM) bisa segera dikurangi untuk beralih ke listrik.
Pasalnya, selama satu dekade terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia terlihat mengalami kenaikan yang cukup pesat. Sehingga, berpengaruh pada kenaikan jumlah penggunaan kendaraan bermotor.
Namun pergerakkan positif tersebut berbanding terbaik kepada konsumsi BBM yang stoknya terus berkurang tiap tahun. Apalagi jenis BBM yang disubsidi oleh pemerintah banyak yang salah sasaran, membuat beban subsidi membengkak.
Berikut 5 artikel terpopuler di kanal otomotif pada Minggu, 11 September 2022 :
1. 4 Bus Baru PO Lorena dan Karina Keluar dari Karoseri Laksana
Export Manager Karoseri Laksana Werry Yulianto menjelaskan, keempat bus milik PO Lorena dan Karina ini memiliki kabin yang berbeda.
"Suites Class-nya memakai model 21 seats dan 22 seats. Sedangkan HD Prime Lorena tanpa jok," ucap Werry kepada Kompas.com, Sabtu (10/9/2022).
Mengenai perbedaan jumlah kapasitas bangku di unit Suites Class, Werry tidak menjelaskan lebih jauh. Memang, Karoseri Laksana sempat memperbarui desain kabin Suites Class, dari yang awalnya cuma 21 bangku, jadi 22 di 2021.
Baca juga: 4 Bus Baru PO Lorena dan Karina Keluar dari Karoseri Laksana
2. Luhut Ingin Percepat Peralihan Penjualan Kendaraan Bermotor ke Listrik
"Saya menemukan data yang dihitung oleh Industri Kendaraan Bermotor bahwa secara rata-rata konsumsi BBM untuk satu unit mobil mencapai 1.500 liter per-tahun dan 305 liter per-tahun untuk motor," kata Luhut dalam keterangannya, Minggu (11/9/2022).
"Bisa kita semua bayangkan ketika dua jenis kendaraan tersebut kebanyakan menggunakan BBM bersubsidi, maka sudah pasti yang terjadi ialah beban atas subsidi BBM yang membengkak," lanjut dia.
Karenanya, pemerintah menyiapkan sejumlah strategi demi meredam kenaikan anggaran subsidi BBM. Salah satunya lewat percepatan adopsi penggunaan Electricfied Vehicle (EV) atau kendaraan listrik di Indonesia.
Baca juga: Luhut Ingin Percepat Peralihan Penjualan Kendaraan Bermotor ke Listrik