JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Salah satunya Pertalite yang banyak digunakan masyarakat, kini harganya jadi Rp 10.000 per liter.
Untuk menyiasatinya kenaikan harga tersebut, banyak yang melirik bensin Vivo, yakni Revvo 89. Bensin tersebut dibanderol Rp 8.900, tapi dengan nilai oktan lebih rendah, yaitu RON 89.
Baca juga: Alasan Pemerintah Menaikan Harga BBM Pertalite, Solar, dan Pertamax
Tri Yuswidjajanto, dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan, mobil bensin zaman sekarang sudah disarankan menggunakan Euro 4. Jika dilihat batasnya, minimum RON yang digunakan adalah 91.
"Jika menggunakan bensin yang RON-nya lebih rendah dari rasio kompresi, akibatnya dapat merusak mesin," ujar Tri, kepada Kompas.com, Minggu (4/9/2022).
Tri menambahkan, mesin akan mengelitik atau istilahnya knocking. Tenaga yang dihasilkan mesin bisa menurun atau bahkan hilang.
Baca juga: Menteri ESDM Ajak Warga Bali Konversi Motor Bensin Jadi Listrik
"Kalau knocking dibiarkan saja dan berlangsung lama, piston bisa berlubang. Knocking itu hampir mirip seperti halilintar," ujarnya.
"Jadi, halilintar itu kan membelah udara. Ketika udara kembali menutup, terdengarlah suara gemuruh. Tapi, itu skala alam yang sebesar itu, kalau di dalam ruang bakar ya suara mengelitik tadi," kata Tri.
Selain itu, bensin yang dikonsumsi juga akan lebih boros. Sehingga, emisi yang dihasilkan juga bisa meningkat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.