Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Soal Solar, Pengusaha Bus Juga Dibayangi Kelangkaan Ban

Kompas.com - 04/09/2022, 18:02 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha Otobus (PO) menjadi salah satu sektor yang kena dampak naiknya harga solar subsidi. Tak hanya itu, sebelumnya PO juga mengalami kesulitan mendapatkan ban untuk persediaan suku cadang.

Kurnia Lesani Adnan, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) dan Direktur Utama PO SAN mengatakan, ban merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan karena berpengaruh langsung pada keselamatan.

Pria yang akrab disapa Sani menjelaskan, para pengusaha tidak bisa membeli ban selama dua tahun terakhir.

Tidak cuma karena barangnya sulit didapat, harga ban juga mengalami kenaikan dan terjadi di semua daerah.

Baca juga: Konsumsi Solar Bus AKAP, 1 Liter Solar buat 3 Km

Bus AKAP baru PO HaryantoDOK. NEW ARMADA Bus AKAP baru PO Haryanto

“Sejak dua tahun belakangan harga ban terutama jenis radial terus naik dan stok sering kosong. Pengusaha angkutan tidak bisa mendapatkan jaminan apakah barang akan ada dan kapan akan tersedia," ucap Sani dalam keterangan resmi yang Kompas.com terima, Minggu (4/9/2022).

Sani menjelaskan, pengusaha memilih untuk membeli ban lebih dari kebutuhannya. Hal ini dilakukan karena tidak bisa diprediksi apakah dalam waktu dua sampai tiga bulan ke depan stoknya masih ada di pasar.

“Kalau pengusaha skala besar yang punya simpanan modal tinggi dia bisa beli langsung banyak seperti ini. Tapi kalau pengusaha kecil menengah tidak akan bisa, sehingga yang terjadi mereka tidak dapat barang dan bisnisnya terganggu,” ujar Sani.

Baca juga: Harga Pertamax Naik, Isi BBM Penuh Rush Rp 652.500, Creta Rp 725.000

Sejak akhir 2020, harga ban terus mengalami kenaikan akibat terganggunya supply chain global yang memicu kenaikan harga bahan baku dan biaya logistik.

Kenaikan harga rata-rata mulai dari dua hingga 15 persen di seluruh jenis produk yang berbeda.

Selain itu, ada pembatasan kuota impor juga memicu kekurangan pasokan, terutama untuk ban-ban truk dan bus jenis radial yang tidak banyak diproduksi di dalam negeri.

Halaman Selanjutnya
Halaman:


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com